close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Peristiwa
Senin, 09 Desember 2024 16:58

110 orang yang dituduh penyihir dihabisi geng bersenjata di Haiti

Cite Soleil yang berpenduduk padat merupakan salah satu daerah termiskin dan paling keras di Haiti.
swipe

Sedikitnya 110 orang tewas selama akhir pekan di salah satu lingkungan termiskin di ibu kota Haiti. Kelompok hak asasi manusia terkemuka mengaitkan pembunuhan itu dengan dendam pribadi oleh seorang pemimpin geng setempat.

Jaringan Pembelaan Hak Asasi Manusia Nasional (RNDDH) mengatakan pada hari Minggu bahwa pemimpin geng Wharf Jeremie, Monel “Mikano” Felix memerintahkan pembantaian di Cite Soleil, daerah kumuh yang luas di Port-au-Prince, setelah anaknya jatuh sakit.

Felix dilaporkan telah meminta nasihat dari seorang pendeta Voodoo yang menuduh orang-orang tua di daerah tersebut menggunakan ilmu sihir untuk menyakiti anak tersebut, yang meninggal pada Sabtu sore.

Anggota geng membunuh sedikitnya 60 orang pada hari Jumat dan 50 orang pada hari Sabtu menggunakan parang dan pisau, menurut RNDDH. Semua korban berusia di atas 60 tahun, kata kelompok hak asasi tersebut.

Cite Soleil yang berpenduduk padat merupakan salah satu daerah termiskin dan paling keras di Haiti.

Kontrol geng yang ketat, termasuk pembatasan penggunaan telepon seluler, telah membatasi kemampuan warga untuk berbagi informasi tentang pembunuhan tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Oktober memperkirakan bahwa geng Felix berjumlah sekitar 300 orang dan beroperasi di sekitar Fort Dimanche dan La Saline.

La Saline pada bulan November 2018 menjadi lokasi pembantaian sedikitnya 71 warga sipil, sementara ratusan rumah dibakar.

Pemerintah, yang dilanda pertikaian politik, telah berjuang untuk menahan kekuatan geng bersenjata yang semakin besar di dalam dan di sekitar ibu kota.

Pemerintah Haiti pada tahun 2022 telah meminta dukungan keamanan internasional untuk polisi setempat, tetapi misi tersebut – yang didasarkan pada sumbangan sukarela – yang disetujui PBB pada tahun 2023 hanya dikerahkan sebagian dan sangat kekurangan sumber daya.

Para pemimpin Haiti sejak itu menyerukan agar misi tersebut diubah menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB untuk memastikan pasokan yang lebih baik, tetapi rencana tersebut terhenti di tengah tentangan dari Tiongkok dan Rusia di Dewan Keamanan.

Lebih dari 4.500 orang dilaporkan tewas di Haiti sepanjang tahun ini, kata PBB. Diperkirakan 41.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam dua minggu terakhir saja, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Secara keseluruhan, ada lebih dari 700.000 orang mengungsi di Haiti akibat konflik, kata IOM.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan