Sebuah pertemuan keagamaan di negara bagian Uttar Pradesh, India, berakhir dengan kepanikan mematikan. Insiden pada Selasa (2/7) itu menewaskan sedikitnya 116 orang.
Insiden itu terjadi ketika seorang guru agama Hindu mengadakan pertemuan doa di desa Rati Bhanpur di wilayah Hathras, Uttar Pradesh.
Uttar Pradesh adalah negara bagian terpadat di India. Desa Rati Bhanpur, lokasi insiden itu, terletak sekitar 200 kilometer (124 mil) tenggara ibu kota, New Delhi.
Ribuan umat beragama hadir dan memadati tenda untuk mencari perlindungan dari terik matahari. Ketika pertemuan doa berakhir, terjadi desak-desakan saat orang-orang keluar dari tenda dan bergegas pergi.
"Saya mendengar jeritan dan, sebelum saya menyadarinya, orang-orang saling berjatuhan," kata seorang saksi mata kepada BBC.
“Banyak yang hancur dan saya tidak bisa berbuat banyak,” kata saksi yang tidak disebutkan namanya itu. "Saya hanya beruntung bisa selamat."
Saksi lain mengatakan orang-orang terjatuh ke selokan pinggir jalan dan tertimpa hingga tewas karena semakin banyak orang yang tersandung dan jatuh menimpa mereka.
Di antara 116 orang yang tewas adalah 108 perempuan dan tujuh anak-anak. Menurut Kepala Sekretaris negara bagian Manoj Kumar Singh, sekitar 72 orang telah diidentifikasi sejauh ini. Sedikitnya 18 orang terluka.
Para pejabat setempat menyatakan bahwa kepadatan yang berlebihan adalah penyebab terjadinya insiden tersebut, yang menyebabkan orang-orang terjatuh ke dalam saluran pembuangan setempat.
Singh mengatakan kepada wartawan bahwa penyelenggara pertemuan hari Selasa itu telah mengajukan permohonan yang mengatakan diperkirakan 80.000 orang” seharusnya hadir. Namun, ternyata yang hadir jumlahnya lebih banyak.
Adegan mematikan ini terjadi setelah acara selesai, ketika sejumlah besar orang “menyentuh kaki (tokoh agama) atau mengambil tanah dari tempat tersebut,” sesuai tradisi setempat. Orang-orang kemudian mulai berjatuhan ke selokan terbuka di dekatnya. “Orang-orang mulai berjatuhan ke dalam selokan dan menimpa satu sama lain,” kata Singh.
Dia menuduh penyelenggara gagal mematuhi daftar persyaratan yang diberikan oleh distrik. Penyelidikan tingkat tinggi telah diluncurkan untuk menyelidiki keadaan seputar insiden tersebut dan laporan polisi akan diajukan terhadap penyelenggara acara karena diduga melebihi tingkat kehadiran yang diizinkan, menurut pejabat setempat.
“Ada kesalahan besar di pihak penyelenggara. Mereka akan menghadapi hukuman yang tegas,” katanya.
Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath mengatakan kepada pejabat setempat untuk memastikan para korban dirawat di rumah sakit dan mempercepat upaya bantuan untuk meminimalkan potensi kerugian.
Banyak dari mereka yang terluka dibawa ke rumah sakit setempat dengan mobil pikap, tuk tuk, dan sepeda motor.
Berbicara kepada wartawan, hakim distrik Hathras, Ashish Kumar, mengatakan desak-desakan itu terjadi ketika orang-orang meninggalkan acara tersebut, yang diadakan untuk merayakan dewa Hindu Siwa.
Hakim distrik mengatakan polisi telah memberikan izin untuk acara pribadi tersebut dan para pejabat ditugaskan untuk menjaga hukum dan ketertiban serta keamanan, namun pengaturan di dalamnya ditangani oleh penyelenggara.
"Investigasi atas insiden tersebut akan dilakukan oleh komite tingkat tinggi yang baru dibentuk, tambah Ashish Kumar.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan belasungkawanya dalam pidatonya di majelis rendah parlemen bikameral India yang dikenal sebagai Lok Sabha.
Modi mengatakan pemerintah terlibat dalam “pekerjaan bantuan dan penyelamatan” dan berkoordinasi dengan pemerintah negara bagian. “Para korban akan dibantu dalam segala hal,” ujarnya.
Modi mengatakan pemerintah federal membantu negara bagian tersebut dan mengumumkan kompensasi sebesar 200.000 rupee (Rp39 juta) kepada keluarga korban tewas dan 50.000 rupee (Rp9.8 juta) kepada mereka yang terluka.
Insiden karena desak-desakan dan kecelakaan lain yang melibatkan banyak orang di acara keagamaan dan tempat ziarah pernah terjadi di masa lalu dan sering kali dianggap disebabkan oleh buruknya manajemen massa.
Menurut laporan media lokal, sebanyak 115 orang tewas di India tengah akibat terinjak-injak pada tahun 2013, dan hampir 250 orang tewas pada tahun 2008. Sebelumnya, lebih dari 340 orang tewas dalam ibadah tahunan di negara bagian Maharashtra di bagian barat pada tahun 2005.
Kecelakaan tahun baru pada bulan Januari 2022 di salah satu tempat suci paling suci di India di Jammu, di bagian utara negara itu, juga menewaskan sedikitnya 12 orang.(UPI,CNN)