Sedikitnya sembilan orang tewas dan hampir 3.000 orang terluka ketika pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah - termasuk pejuang dan tenaga medis - meledak secara bersamaan di seluruh Lebanon.
Berikut ini adalah ringkasan dari insiden ledakan pager tersebut.
Kapan dan di mana ledakan terjadi?
Ledakan dimulai sekitar pukul 3:30 sore (1230 GMT), Selasa (17/9) di daerah pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan lembah Bekaa di timur, yang merupakan basis kelompok bersenjata anti-Israel, Hizbullah.
Ledakan berlangsung selama sekitar satu jam, dengan saksi Reuters dan penduduk Dahiyeh melaporkan masih mendengar ledakan hingga pukul 4:30 sore (1730 GMT).
Menurut sumber keamanan dan rekaman yang ditinjau oleh Reuters, beberapa ledakan terjadi setelah pager berdering, menyebabkan para pejuang menyentuhnya atau mendekatkan pager ke wajah mereka untuk memeriksa layar.
Seberapa besar ledakan tersebut?
Ledakan-ladakannya relatif terlokalisasi. Dalam dua rekaman terpisah dari kamera keamanan di supermarket, ledakan hanya melukai orang yang mengenakan pager atau yang berada di dekatnya.
Rekaman dari rumah sakit dan yang dibagikan di media sosial menunjukkan korban mengalami cedera di wajah, kehilangan jari, dan luka besar di pinggul, tempat pager kemungkinan dipasang.
Ledakan tersebut tidak menyebabkan kerusakan besar pada bangunan atau memicu kebakaran.
Jenis pager apa yang meledak?
Dinas intelijen Israel, Mossad, dilaporkan menanam sejumlah kecil bahan peledak di dalam 5.000 pager buatan Taiwan yang dipesan oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum ledakan pada hari Selasa, menurut sumber keamanan Lebanon dan sumber lain yang berbicara dengan Reuters.
Sumber Lebanon menyebutkan bahwa kelompok ini memesan pager yang dibuat oleh perusahaan Taiwan, Gold Apollo, yang dibawa ke Lebanon awal tahun ini. Sumber tersebut juga mengidentifikasi model pager yang digunakan, yaitu AP924.
Gambar pager yang hancur yang dianalisis oleh Reuters menunjukkan format dan stiker yang sesuai dengan pager buatan Gold Apollo. Namun, pendiri Gold Apollo membantah bahwa perusahaannya memproduksi pager yang digunakan dalam ledakan tersebut, dan menyatakan bahwa pager tersebut dibuat oleh perusahaan di Eropa yang memiliki hak untuk menggunakan merek Gold Apollo.
Anggota Hizbullah mulai menggunakan pager dengan harapan dapat menghindari pelacakan lokasi oleh Israel, menurut dua sumber yang akrab dengan operasi kelompok ini.
Tiga sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa pager yang meledak merupakan model terbaru yang dibawa masuk oleh Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir.
Apa penyebab ledakan pager?
Hizbullah, yang didukung Iran, mengatakan sedang melakukan "penyelidikan keamanan dan ilmiah" untuk mengetahui penyebab ledakan, dan menyatakan bahwa Israel akan menerima "hukuman yang setimpal."
Sumber diplomatik dan keamanan berspekulasi bahwa ledakan mungkin disebabkan oleh baterai perangkat yang meledak, mungkin karena terlalu panas.
Namun, beberapa ahli meragukan teori tersebut. Paul Christensen, pakar keselamatan baterai lithium-ion dari Newcastle University, mengatakan bahwa kerusakan akibat ledakan ini tidak sesuai dengan kasus kegagalan baterai sebelumnya. Ahli lain juga menambahkan bahwa ledakan akibat baterai biasanya hanya terjadi ketika baterai terisi penuh.
Apa komentar pihak berwenang?
Kementerian luar negeri Lebanon menyebut insiden tersebut sebagai "serangan siber Israel," namun tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana kesimpulan itu dicapai.
Kementerian informasi Lebanon juga menyatakan bahwa serangan ini merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara tersebut.
Pihak militer Israel menolak memberikan komentar kepada Reuters terkait ledakan pager ini.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington sedang mengumpulkan informasi dan tidak terlibat dalam insiden tersebut.
Implikasinya bagi konflik Israel-Hizbullah?
Para analis memperkirakan adanya ancaman peningkatan ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang sebelumnya sudah saling menyerang lintas perbatasan sejak perang Israel-Hamas di Gaza dimulai pada Oktober lalu.
Namun, para ahli masih skeptis tentang kemungkinan terjadinya perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah dalam waktu dekat, meskipun meningkatnya ketegangan dapat memicu konflik besar jika upaya diplomasi gagal.(reuters)