Seorang artis Tiongkok yang hilang minggu lalu di dekat perbatasan Thailand-Myanmar telah ditemukan di Myanmar. Aparat berwenang Thailand menduga artis itu telah menjadi korban perdagangan manusia.
Wang Xing, 22 tahun, dilaporkan hilang di provinsi Tak di Thailand utara yang berbatasan dengan Myanmar, sebuah wilayah yang dikenal dengan perusahaan kriminal skala besar dan perdagangan manusia oleh geng-geng terorganisasi.
"Dari penyelidikan awal, kami yakin ia adalah korban perdagangan manusia," kata Inspektur Jenderal Polisi Thatchai Pitaneelaboot kepada wartawan. Ia diberi tahu bahwa ada casting di Thailand, tetapi sebaliknya ia dilatih untuk menipu orang-orang Tiongkok lainnya, kata Thatchai, seraya menambahkan bahwa ia tidak diserang atau dianiaya.
Wang kini telah dikembalikan ke Thailand. Kasus tersebut dibagikan secara luas di media sosial Tiongkok yang menimbulkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat merusak industri perhotelan dan pariwisata Thailand, pendorong utama ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara dan Tiongkok merupakan pasar sumber utamanya.
"Kita harus mengelola ini dengan baik sehingga tidak berdampak pada pariwisata Thailand," kata Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra.
Tahun lalu, Thailand menyambut 35,55 juta kedatangan warga asing dengan 6,74 juta dari Tiongkok.
Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan kedutaan besarnya di luar negeri dan akan "terus menindaklanjuti perkembangan insiden tersebut."
Asia Tenggara, terutama kota-kota perbatasan di Thailand, Myanmar, dan Laos, telah menjadi pusat penipuan telekomunikasi dan penipuan daring lainnya, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengatakan ratusan ribu orang telah diperdagangkan untuk bekerja di pusat-pusat penipuan.
Sebagian besar korban perdagangan manusia berasal dari negara-negara Asia Tenggara serta Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong, tetapi yang lainnya datang dari tempat yang jauh seperti Afrika dan Amerika Latin, menurut PBB.(asahi)