close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sekretaris Jenderal Hezbollah Hasan Nasrallah. /Foto Reuters via Antara
icon caption
Sekretaris Jenderal Hezbollah Hasan Nasrallah. /Foto Reuters via Antara
Peristiwa
Selasa, 01 Oktober 2024 19:05

Bagaimana nasib Hezbollah sepeninggal Nasrallah?

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengklaim kemenangan besar menyusul kematian Hasan Nasrallah.
swipe

Pemimpin tertinggi Hezbollah, Hasan Nasrallah, tewas dalam serangkaian serangan udara yang dilancarkan militer Israel ke permukiman Haret Hreik di Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Jumat (28/9) malam. Hezbollah mengonfirmasi Nasrallah tewas bersama sejumlah petinggi Hezbollah lainnya. 

Media Israel menyebut setidaknya 85 bom penghancur bunker dilepas dalam serangan tersebut. Misil yang diluncurkan meratakan sejumlah gedung di permukiman Haret Hreik. Sebanyak 11 orang tewas dan 108 lainnya terluka dalam serangan itu. 

Hanya beberapa pekan sebelumnya, Israel juga membunuh komandan militer Hezbollah Ibrahim Aqil di Beirut. Aqil tewas dalam serangan bom penyeranta dan walkie-talkie yang dilancarkan unit intelijen Israel secara serempak selama beberapa hari di Lebanon. 

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengklaim kemenangan besar menyusul kematian Nasrallah. Ia menyebut kematian Nasrallah akan mengubah perimbangan kekuatan di kawasan Timur Tengah selama beberapa tahun ke depan. 

Sekira dua hari setelah kematian Nasrallah, Israel meluncurkan invasi darat ke kawasan Lebanon selatan. Sejumlah analis menilai Israel memanfaatkan kekosongan kekuasaan di Hezbollah dalam invasi tergesa-gesa itu. 

Siapa Nasrallah? 

Berusia 64 tahun, Nasrallah telah memimpin Hezbollah selama lebih dari tiga dekade. Lahir pada 1960 di Beirut, Nasrallah menduduki kursi Sekjen Hezbollah pada 1992. Ia menggantikan posisi Sayyet Abbas al-Musawi yang tewas terbunuh karena serangan helikopter Israel. 

Ia memimpin Hezbollah dalam perang selama 18 tahun melawan militer Israel yang bercokol di Lebanon. Pada 2000, Hezbollah berhasil mengusir Israel di Lebanon. Pada 2006, Nasrallah juga memimpin Hezbollah dalam perang selama 34 hari melawan Israel. Hezbollah mengklaim memenangi perang tersebut. 

Sepanjang masa kepemimpinan Nasrallah, Hezbollah bertranformasi dari organisasi paramiliter dan kelompok teroris menjadi partai politik penguasa Lebanon. Hezbollah saat ini juga telah mendirikan yayasan, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial. 

Meski begitu, Hezbollah menolak melucuti persenjataan dan tetap mempertahankan sayap teror mereka. Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 menuntut agar pemerintah Lebanon melucuti persenjataan Hezbollah. 

Apa yang dilakukan Hezbollah setelah Nasrallah tewas? 

Majelis Syura Hezbollah diyakini bakal segera menggelar rapat untuk menunjuk pengganti Nasrallah. Hasheem Safieddine, Kepala Dewan Eksekutif Hezbollah disebut-sebut sebagai salah satu calon terkuat pengganti Nasrallah. 

Safieddine ialah sepupu Nasrallah. Sebagai Kepala Dewan Eksekutif Hezbollah, sehari-hari Safieddine bertugas mengelola urusan politik domestik terkait organisasi tersebut. Safieddine juga duduk di Dewan Jihad Hezbollah yang bertanggung jawab dalam operasi-operasi militer Hezbollah. 

Selain Safieddine, Wakil Sekretaris Jenderal Hezbollah, Naim Qassem juga diprediksi bakal jadi pengganti Nasrallah. Populer sebagai ulama karismatik dan juru bicara Hezbollah, Qassem sudah mendampingi Nasrallah sejak 1992. 

Naveed Ahmed, analis keamanan independen yang berbasis di kawasan Timur Tengah, menilai bakal sulit untuk memprediksi siapa pengganti Nasrallah. Apalagi, Hezbollah "kehabisan stok" veteran perang setelah para petingginya satu per satu dibunuh Israel. 

"Demi kepentingan keamanan, Hezbollah juga tak akan mendeklarasikan suksesor Nasrallah. Permakaman Nasrallah, jika digelar, akan jadi sumber yang kaya data intelijen dan target baru bagi Israel," kata Ahmed seperti dikutip dari Guardian. 

Apakah Hezbollah akan melemah tanpa Nasrallah? 

Sejumlah analis berpendapat Hezbollah bakal berada dalam tekanan berat sepeninggal Nasrallah. Apalagi, pemerintah Lebanon telah berjanji untuk menaati resolusi DK PBB untuk melucuti Hezbollah. Namun, kepergian Nasrallah tak akan serta-merta membuat organisasi itu melemah dalam jangka panjang. 

"Hezbollah tak akan menghilang. Organisasi ini akan bersabar menunggu kesempatan untuk bangkit meskipun Iran tak langsung terjun untuk membela mereka," kata Yezid Sayig, peneliti senior di Carnegie Middle East Programme, seperti dikutip dari Al-Jazeera. 

Di Timur Tengah, Hezbollah beraliansi dengan Iran dan Suriah. Sama-sama menganut Syiah, Hezbollah menganggap Iran sebagai kiblat relijius mereka. Iran rutin menyuplai Hezbollah dengan persenjataan terbaru. Sebagai gantinya, Hezbollah menjalankan tugas-tugas khusus dari Iran, termasuk di antaranya terjun dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza. 

Mohammad Marandi, pakar politik dan keamanan dari University of Tehran, mengatakan Beirut akan jadi medan pertempuran utama antara pasukan Israel dan milisi Hezbollah. "Tetapi, Israel tak punya kapabilitas untuk mengalahkan Hezbollah secara militer," ujarnya. 

Saat ini, Hezbolllah menguasai Beirut dan hampir seluruh wilayah di selatan Lebanon. Organisasi itu diperkirakan punya 30 ribu pejuang aktif dan 20 ribu pasukan cadangan. Mayoritas pasukan mereka terlatih dan punya pengalaman bertempur saat menyokong rezim Bashar al-Assad di Suriah. 

Selain pasukan infanteri, Hezbollah juga punya gudang senjata yang lumayan lengkap. Kebanyakan analis memperkirakan Hezbollah punya kisaran 120 ribu-200 ribu roket dan misil, mulai dari yang tipe tak berpemandu hingga rudal jarak jauh yang mampu menjangkau kota-kota di Israel. 
 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan