close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Ist
icon caption
Ilustrasi. Foto: Ist
Peristiwa
Minggu, 01 September 2024 22:03

Setidaknya 49 guru minoritas dipaksa mengundurkan diri sejak Sheikh Hasina digulingkan

Sajib Sarkar, koordinator organisasi tersebut, mengatakan para guru dilecehkan dan dipaksa mengundurkan diri.
swipe

Setelah mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina digulingkan, setidaknya 49 guru yang berasal dari komunitas minoritas menjadi sasaran dan dipaksa mengundurkan diri. Serangan terhadap minoritas di negara itu meningkat setelah Hasina mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 5 Agustus.

Chhatra Oikya Parishad Bangladesh, sayap mahasiswa Oikya Parishad Hindu Buddha Kristen Bangladesh, dalam sebuah konferensi pers, mengatakan guru-guru minoritas menghadapi serangan fisik.

Sajib Sarkar, koordinator organisasi tersebut, mengatakan para guru dilecehkan dan dipaksa mengundurkan diri. Meskipun 49 guru mengundurkan diri, kemudian 19 dari mereka dipekerjakan kembali, Sarkar dikutip oleh surat kabar Daily Star.

Setelah jatuhnya pemerintahan yang dipimpin Hasina bulan lalu, beberapa insiden kekerasan terhadap komunitas Hindu, Buddha, dan Kristen dilaporkan. Setidaknya 205 insiden serangan di 52 distrik dilaporkan, menurut data yang dikumpulkan oleh Dewan Persatuan Hindu Buddha Kristen Bangladesh dan organisasi-organisasi Bangladesh Puja Udjapan Parishad.

Hasina mengundurkan diri menyusul protes antipemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dipimpin oleh mahasiswa atas sistem kuota yang kontroversial dalam pekerjaan pemerintah. Lebih dari 500 orang tewas di negara itu sejak protes meletus pada bulan Juli.

Sekitar 100 kasus didakwakan terhadap Hasina termasuk pembunuhan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pemerintah sementara yang dipimpin oleh peraih Nobel Muhammad Yunus telah bertemu dengan para pemimpin masyarakat minoritas dan berjanji untuk mempromosikan kerukunan antar agama. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat mengatakan akan mengirim misi pencari fakta ke Bangladesh untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia.

Sementara itu, polisi Bangladesh pada hari Minggu memerintahkan warga untuk mengembalikan semua senjata dan amunisi yang dijarah dari kantor polisi selama kekerasan baru-baru ini pada hari Selasa (3 September).

Pihak penegak hukum hingga Sabtu telah menemukan total 3.872 senjata berbagai jenis yang dijarah dari kantor polisi dan kantor selama kerusuhan baru-baru ini, kata laporan itu.

Selain itu, sebanyak 286.216 butir peluru, 22.201 selongsong gas air mata, dan 2.139 granat kejut juga ditemukan, katanya. (theweek)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan