Setidaknya 14 orang tewas akibat banjir di Bosnia dan Herzegovina dan yang lainnya hilang akibat hujan lebat dan tanah longsor yang menghancurkan rumah, jalan, dan jembatan di seluruh bagian tengah negara tersebut.
Kotamadya Jablanica, sekitar 70 kilometer barat daya ibu kota Sarajevo, tempat kematian dilaporkan, terputus total setelah jalur jalan dan kereta api hancur pada hari Jumat.
Kepresidenan antaretnis Bosnia — tiga pihak Bosniak, Serbia, dan Kroasia — mengatakan pihaknya meminta bantuan militer untuk wilayah Jablanica yang lebih luas, dan teknisi, unit penyelamat, dan helikopter dikerahkan, termasuk untuk menyelamatkan 17 orang dari rumah sakit jiwa.
Beberapa rumah telah hancur menjadi puing-puing oleh tanah longsor, yang tampaknya merupakan banjir terburuk di Bosnia sejak setidaknya tahun 2014, ketika lebih dari 20 orang tewas akibat banjir.
"Setidaknya 14 orang tewas ditemukan di wilayah Jablanica," kata Darko Jukan, juru bicara pemerintah kanton. "Banyak orang dilaporkan hilang. Dalam beberapa kasus, hanya sebagian atap yang terlihat. Saya tidak ingat krisis sebesar itu sejak perang (1992-1995)," katanya.
Jumlah korban tewas bisa meningkat
Kota Kiseljak di Bosnia bagian tengah terendam banjir setelah sungai meluap.
Air berwarna cokelat menggenangi pintu-pintu tempat usaha dan rumah, rekaman drone menunjukkan, meskipun air sudah mulai surut pada Jumat sore.
Pertahanan Sipil Federasi Bosnia-Kroasia memperkirakan jumlah korban bisa meningkat.
"Ada informasi tentang korban jiwa dan sejumlah korban luka dan hilang," katanya dalam sebuah pernyataan.
Tetangga Kroasia juga dilanda banjir pada hari Jumat, meskipun tidak ada laporan korban jiwa.
Pihak berwenang mengeluarkan peringatan cuaca buruk untuk pantai Adriatik dan wilayah tengah negara itu.
Montenegro dan Serbia mengeluarkan peringatan serupa.(trtworld)
