close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Ist
icon caption
Ilustrasi. Foto: Ist
Peristiwa
Jumat, 17 Januari 2025 08:16

Barat marah mendengar Taiwan lakukan eksekusi hukuman mati

Kementerian Kehakiman Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Huang Lin-kai telah dieksekusi di Pusat Penahanan Taipei.
swipe

Taiwan melaksanakan eksekusi hukuman mati pertamanya dalam lima tahun pada 16 Januari. Ini membuat marah kelompok hak asasi manusia dan Uni Eropa, yang meminta pemerintah untuk mempertahankan moratorium de facto terhadap hukuman mati.

Meskipun reputasi Taiwan sebagai negara demokrasi paling liberal di Asia, hukuman mati tetap populer menurut jajak pendapat, meskipun dalam beberapa tahun terakhir hukuman mati jarang dilaksanakan dan kejahatan dengan kekerasan relatif rendah.

Pada bulan September, pengadilan konstitusi Taiwan memutuskan bahwa hukuman mati adalah konstitusional tetapi hanya untuk kejahatan paling serius dengan pengawasan hukum paling ketat, setelah mempertimbangkan petisi yang diajukan oleh 37 orang yang saat itu dijatuhi hukuman mati.

Kementerian Kehakiman Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Huang Lin-kai telah dieksekusi di Pusat Penahanan Taipei, setelah dijatuhi hukuman mati pada tahun 2017 atas pembunuhan mantan pacarnya dan ibunya pada tahun 2013. Ia juga memperkosa mantan pacarnya.

Kementerian tersebut mengatakan eksekusi Huang sesuai dengan maksud putusan pengadilan konstitusi pada bulan September dan bahwa sifat kejahatannya "jelas tidak manusiawi dan sangat kejam".

Taiwan terakhir kali menghukum mati seseorang pada bulan April 2020, yang juga menuai kecaman dari Uni Eropa beberapa hari setelah blok tersebut secara terbuka berterima kasih kepada Taipei karena menyumbangkan masker wajah selama pandemi Covid-19.

Layanan diplomatik Uni Eropa mengatakan sebagai reaksi atas eksekusi Huang bahwa mereka "menyerukan Taiwan untuk menerapkan dan mempertahankan moratorium de facto, dan untuk mengejar kebijakan yang konsisten terhadap penghapusan penuh hukuman mati di Taiwan", dengan mencatat penentangan tegasnya terhadap hukuman mati.

Sementara partai oposisi terbesar di Taiwan, Kuomintang, menyuarakan dukungannya terhadap hukuman mati, kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan rasa kecewa.

"Eksekusi ini merupakan perkembangan yang mengejutkan dan brutal," kata Ibu E-Ling Chiu, direktur kelompok hak asasi manusia Amnesty International di Taiwan.

Aliansi Taiwan untuk Mengakhiri Hukuman Mati, dalam pernyataan bersama dengan tiga kelompok hak asasi manusia lainnya, mengatakan eksekusi "hanya akan membuat masyarakat semakin haus darah".

Halaman Facebook-nya kemudian dibanjiri komentar yang mendukung hukuman mati.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan