close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi aksi protes pemanasan global. /Foto Unsplash
icon caption
Ilustrasi aksi protes pemanasan global. /Foto Unsplash
Peristiwa
Sabtu, 15 Februari 2025 14:27

Bersiaplah! Bumi sedang menuju tahun-tahun terpanas sepanjang sejarah

Pada 2024, target menjaga suhu permukaan bumi di bawah 1,5 derajat Celcius terlampaui.
swipe

Tahun 2024 adalah tahun terpanas sepanjang sejarah. Pada tahun itu, menurut catatan The World Meteorological Organization (WMO), suhu permukaan bumi telah naik hingga di atas 1,5 derajat Celcius. Angka tersebut di atas target negara-negara yang menyepakati Paris Agreement pada 2016.

WMO adalah salah satu organisasi nirlaba di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Temuan awal WMO dirilis, Januari lalu. Rencananya, riset mendetail mengenai tren dan dampak pemanasan global yang terjadi selama beberapa dekade terakhir akan dipublikasi pada Maret 2025. 

"Penilaian hari ini dari World Meteorological Organization membuktikan bahwa pemanasan global ialah fakta yang tidak dapat dibantah," kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antóno Guterres seperti dikutip dari situs resmi WMO. 

Riset WMO dilakukan dengan mengonsolidasi enam dataset, yakni dari European Center for Medium Range Weather Forecasts (ECMWF), Japan Meteorological Agency, NASA, the US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), the UK’s Met Office dan Climatic Research Unit at the University of East Anglia (HadCRUT), serta Berkeley Earth.

Jika dibandingkan dengan periode 1850-1900, suhu permukaan bumi lebih panas kisaran 1,55 derajat Celcius. Pada 2016, Paris Agreement membatasi suhu permukaan bumi tidak boleh naik hingga lebih dari 1,5 derajat Celcius. Angka itu target rata-rata selama dua puluh tahun ke depan. 

"Tahun individual yang melampaui batas 1,5 derajat bukan berarti target jangka panjang gagal. Ini berarti kita harus berjuang lebih kerjas untuk kembali ke jalur... Masih ada waktu untuk menghindari bencana iklim terburuk. Tetapi, negara-negara harus bertindak sekarang," kata Guterres. 

Sepanjang 1940, suhu permukaan bumi secara tahunan cenderung meningkat, tetapi stabil pada periode 1940-1975. Sejak 1975, suhu bumi meningkat secara rata-rata kisaran 0.15 derajat Celcius hingga 0.20 derajat Celcius per dekade. Sebelum Paris Agreement, suhu permukaan bumi sempat mencapai 1.1 derajat Celcius. 

Studi terpisah yang dipublikasikan di Jurnal Advances in Atmospheric Sciences menemukan bahwa pemanasan laut memegang peran kunci dalam meningkatkan suhu permukaan bumi. Studi itu dipimpin Lijing Cheng dari Institute of Atmospheric Physics at the Chinese Academy of Sciences dan melibatkan peneliti dari 31 institusi.

Cheng dan kawan-kawan menemukan bahwa suhu permukaan laut hingga di atas dua ribu meter naik sekitar 16 zettajoules (1021 Joules) sepanjang 2023 hingga 2024. Angka itu setara 140 kali kalor yang dihasilkan produksi listrik dunia pada 2023. 

Lantas apakah pemanasan suhu permukaan bumi selama setahun mengindikasikan target Paris Agrement bakal terlampaui? Dalam sebuah analisis yang tayang di The Conversation, Andrew King dan Liam Cassidy dari University of Melbourne mengatakan hal itu mungkin terjadi. 

King dan Cassidy mendasarkan argumen kepada dua studi terbaru yang dipublikasikan di Nature Climate Change. Para peneliti dalam kedua studi itu menemukan bahwa ketika suhu rata-rata Bumi mencapai ambang batas tertentu, maka dalam 20 tahun berikutnya suhu tersebut juga cenderung berada di ambang batas yang sama.

"Kedua studi ini juga menunjukkan bahwa, meskipun pengurangan emisi yang ketat dimulai dari sekarang, Bumi tetap berisiko melewati batas 1,5 derajat Celcius," jelas King dan Cassidy. 

Apa dampaknya? Jika suhu permukaan bumu tembus hingga 1,5 derajat Celcius, maka suhu di wilayah garis lintang tengah atau wilayah di luar kutub dan daerah tropis rata-rata lebih hangat sekitar 3 derajat Celcius. Permukaan laut akan naik 0,1 meter dan menyebabkan 10 juta orang rentan terhadap berbagai bencana. 

Itulah kenapa negara-negara tropis terasa lebih "gerah" dari biasanya pada 2024. Di Indonesia, sebagaimana tercatat di Stasiun Meteorologi Gewayantana, Larantuka, Flores Timur pada 27 Oktober 2024, suhu terpanas bahkan pernah mencapai 38,4 derajat Celsius. Suhu setinggi merupakan rekor suhu harian terpanas di Indonesia.

Selain itu, jika suhu global tembus 2 derajat Celcius, maka lebih dari 99% terumbu karang akan hilang. Tanaman dan hewan vertebrata akan terpapar pada kondisi iklim yang tidak sesuai dengan cuaca pada wilayah geografis tempat mereka ditemukan. Jika kondisinya bertahan, ratusan juta orang rentan miskin pada tahun 2050.

King dan Cassidy mengatakan perlu upaya ekstra untuk mengembalikan suhu permukaan bumi menjadi di bawah 1,5 derajat Celcius. Sains menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca harus mencapai net-zero supaya pemanasan global bisa disetop. Itu bisa dilakukan dengan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil. 

"Kita juga perlu melakukan perubahan besar untuk mendekarbonisasi masyarakat dan ekonomi kita. Masih ada harapan, tetapi kita tidak boleh menunda tindakan. Jika tidak, manusia akan terus memanaskan planet ini dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut," ujar mereka. 

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan