close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bom di Mogadishu. Foto: AFP
icon caption
Bom di Mogadishu. Foto: AFP
Peristiwa
Senin, 15 Juli 2024 15:00

Bom mobil diledakkan di tengah kerumunan suporter yang nobar final Euro 2024

Lima orang tewas di luar gedung dan di jalan utama termasuk pengemudi kendaraan yang melintas di kawasan itu.
swipe

Keseruan acara nonton bareng (nobar) final Euro 2024 di ibu kota Somalia, Mogadishu berubah menjadi tragedi. Bom mobil meledak di kafe yang menggelar acara itu sehingga mengakibatkan sedikitnya sembilan orang tewas.

“Sembilan warga sipil tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam ledakan itu,” kata Mohamed Yusuf, seorang pejabat badan keamanan nasional, menambah jumlah korban resmi yang diumumkan pihak berwenang pada Minggu malam, yaitu lima orang.

“Ada banyak orang di dalam restoran, kebanyakan dari mereka adalah pemuda yang sedang menonton pertandingan sepak bola... namun syukur kepada Tuhan, sebagian besar dari mereka berhasil keluar dengan selamat setelah menggunakan tangga untuk memanjat dan melompati tembok pembatas bagian belakang,” dia berkata.

Gambar yang diposting online menunjukkan bola api besar dan kepulan asap membubung ke langit malam saat ledakan melanda restoran populer di pusat kota pada hari Minggu.

Petugas polisi Mohamed Salad bergegas ke lokasi kejadian beberapa menit setelah ledakan dan mengatakan kepada AFP bahwa beberapa mayat ditemukan di bawah puing-puing.

Lima orang tewas di luar gedung dan di jalan utama termasuk pengemudi kendaraan yang melintas di kawasan itu, ujarnya.

“Empat orang tewas di dalam restoran, beberapa di antaranya berhasil diselamatkan dari bawah puing-puing,” tambahnya.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut, namun Kantor Berita Nasional Somalia yang dikelola pemerintah mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok jihad Al-Shabaab yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.

Al-Shabaab telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap pemerintah federal Somalia yang rapuh selama lebih dari 17 tahun dan telah melakukan sejumlah pemboman di Mogadishu dan tempat lain di negara tersebut.

Para saksi menggambarkan suasana panik dan kekacauan setelah ledakan, dengan orang-orang berebut mencari keselamatan dan pintu masuk utama kafe hancur akibat kobaran api.

“Saya sedang berada di dalam restoran menonton pertandingan sepak bola ketika saya mendengar ledakan besar, ada asap, debu dan api di depan restoran dan kami panik,” kata Said Muktar kepada AFP.

“Saya dan beberapa orang lainnya bergegas menuju pintu masuk utama, tetapi pintu itu sama sekali tidak dapat diakses,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia melihat orang-orang “berdarah dan menjerit”.

“Situasinya kacau balau,” katanya.

Seorang jurnalis AFP mengatakan petugas pemadam kebakaran, polisi dan ambulans bergegas ke lokasi ledakan, yang dekat dengan istana presiden dan sangat sibuk pada saat pemboman terjadi.

'Perang habis-habisan

Serangan-serangan dalam beberapa bulan terakhir relatif tenang ketika pemerintah terus melancarkan serangan terhadap militan Islam.

Namun pada hari Sabtu, lima narapidana yang dikatakan sebagai pejuang Al-Shabaab tewas dalam baku tembak dengan penjaga dalam upaya pembobolan penjara dari penjara utama di Mogadishu.

Tiga penjaga juga tewas dan 18 lainnya terluka, kata pejabat penjara, setelah para narapidana berhasil mendapatkan senjata.

Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud telah bersumpah akan melakukan perang “habis-habisan” melawan para jihadis dan pasukan pemerintah telah bergabung dengan milisi klan lokal dalam kampanye militer yang didukung oleh pasukan Uni Afrika dan serangan udara AS.

Namun serangan tersebut mengalami kemunduran, dimana Al-Shabaab awal tahun ini mengklaim telah menguasai beberapa lokasi di Somalia tengah.

Meskipun diusir dari Mogadishu oleh pasukan AU pada tahun 2011, Al-Shabaab masih memiliki kehadiran yang kuat di pedesaan Somalia.

Somalia bulan lalu menyerukan Uni Afrika untuk memperlambat rencana penarikan pasukannya dari negara yang bermasalah tersebut.

Resolusi PBB menyerukan jumlah pasukan dalam misi penjaga perdamaian Uni Afrika, yang dikenal sebagai ATMIS, dikurangi menjadi nol pada tanggal 31 Desember dan keamanan diserahkan kepada tentara dan polisi Somalia.

Fase ketiga dan kedua dari belakang adalah pemberangkatan 4.000 tentara dari total 13.500 tentara ATMIS pada akhir Juni.

Namun pemerintah Somalia mengatakan mereka hanya ingin 2.000 tentara meninggalkan negaranya pada bulan Juni dan 2.000 tentara sisanya pada bulan September. 

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan