Anggota Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Demokrat, Mulyadi, menyoroti kesiapan Pertamina dalam menghadapi lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas alias elpiji menjelang lebaran.
Ia menekankan pentingnya distribusi yang merata antar kabupaten atau kota dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, agar suplai elpiji tidak berlebihan di satu daerah sementara daerah lain kekurangan.
Terkait pengawasan BBM, khususnya jenis subsidi yang terus meningkat seiring dengan kenaikan harga, Mulyadi menegaskan pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk memastikan distribusi yang tepat sasaran.
“Hari ini saya datang ke Pertamina untuk mendukung fungsi pengawasan, agar BBM subsidi benar-benar sampai ke masyarakat yang berhak,” katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di DPR dengan Pertamina dan Subholding, Kamis (20/2).
Dengan langkah ini, diharapkan ketersediaan energi nasional tetap terjaga, baik dari sisi distribusi dalam negeri maupun pengelolaan aset migas di luar negeri.
Selain itu, Mulyadi juga menyoroti peran Pertamina yang memiliki blok migas di 12 negara, termasuk Irak dengan produksi 100.000 barel per hari dan Aljazair sebesar 15.000 barel per hari. Keberadaan blok ini dinilai menunjukkan daya saing Pertamina di pasar internasional serta kontribusinya dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Konsumsi diprediksi naik
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan memprediksi konsumsi BBM jenis Pertalite akan mengalami peningkatan sebesar 11,2%, dari 74.503 kiloliter (KL) per hari menjadi 82.846 KL per hari pada Idulfitri.
Sedangkan Pertamax diprediksi naik 16,7%. Apabila dibandingkan dengan data penjualan pada Januari 2025, diprediksi terjadi peningkatan penjualan dari 18.606 KL per hari, menjadi 21.713 KL per hari pada periode ramadan.
“Untuk Pertamax secara peningkatan konsumsi ini cukup tinggi dan kami prediksikan ada di angka 16,7%,” ucap Riva dalam RDP.
Menurutnya, peningkatan tersebut terjadi karena pada masa Idulfitri, terjadi peningkatan mobilitas masyarakat untuk kembali ke kampung halaman.
Untuk produk lain seperti Pertamax Turbo, diprediksi terjadi peningkatan sebesar 14,9%, dari 734 KL per hari, menjadi 843 KL per hari, Pertamax Green diprediksi mengalami peningkatan 92,1%, dari 17 KL per hari menjadi 33 KL per hari.
Di sisi lain, konsumsi solar maupun biosolar diprediksi mengalami penurunan. Untuk konsumsi solar diprediksi turun 14%, dari 43.584 KL per hari menjadi 37.467 KL per hari.
“Solar atau Biosolar itu mengalami penurunan khususnya dari aktivitas yang dilakukan oleh sektor industri,” ucapnya.
Selain BBM, Riva juga memprediksi peningkatan kebutuhan elpiji selama periode ramadan dan Idulfitri, yakni dari 28.412 metrik ton (MT) per hari, menjadi 30.926 MT per hari.
“Elpiji di periode ramadan dan Idulfitri, kami memprediksi akan ada peningkatan sebesar 6,7%,” ucapnya.