Drama tangisan Ronaldo di awal dan akhir karier Piala Eropa
Ronaldo tak bisa menyembunyikan kegetirannya karena gagal mengeksekusi penalti saat masa perpanjangan waktu, ketika Portugal menghadapi Slovenia di 16 besar Piala Eropa 2024. Ia terlihat menangis hingga harus ditenangkan rekan satu timnya. Ini drama Ronaldo. Tangisan itu melempar ingatan 20 tahun ke belakang, saat sosok megabintang sepakbola ini, tampil pertama kali di Piala Eropa.
Bintang Portugal itu mengatakan dia merasakan ‘kesedihan dan kegembiraan’ setelah kegagalan penaltinya membuatnya menangis dalam kemenangan adu penalti Portugal atas Slovenia di babak 16 besar Piala Eropa 2024.
Setelah pertandingan berakhir tanpa gol dalam 90 menit, Portugal diberi kesempatan untuk memimpin di babak pertama perpanjangan waktu ketika mereka mendapat penalti besar karena pelanggaran terhadap Diogo Jota.
Ronaldo melangkah untuk mengambil penalti tetapi diselamatkan dengan baik oleh kiper Slovenia Jan Oblak.
Peluit tanda perpanjangan waktu dibunyikan tak lama setelah itu dan Ronaldo terlihat menangis di tepi lapangan saat tim Portugal berkumpul.
Pemain berusia 39 tahun itu kemudian dihibur oleh rekan setimnya di Portugal Diogo Dalot saat ia kembali ke lapangan untuk babak kedua perpanjangan waktu.
Setelah itu berakhir tanpa gol, pertandingan berlanjut ke adu penalti dan ketiga tendangan penalti Slovenia berhasil diselamatkan oleh Diogo Costa.
Ronaldo mencetak penalti pertama Portugal dengan penyelesaian bagus dan mengangkat tangannya ke arah pendukung tim nasionalnya sebagai permintaan maaf atas kegagalannya sebelumnya.
Bruno Fernandes dan Bernardo Silva kemudian mencetak gol penalti mereka untuk memenangkan adu penalti, yang akan menentukan pertandingan perempat final Euro 2024 antara Portugal dan Prancis Jumat ini pukul 8 malam.
“Bahkan orang-orang terkuat pun memiliki hari-harinya sendiri, saya merasa terpuruk dan sedih karena tim membutuhkan saya," kata Ronaldo ketika ditanya bagaimana perasaannya setelah adu penalti kepada Sport TV.
“Awalnya kesedihan dan kegembiraan di akhir, itulah yang dibawa oleh sepak bola, momen-momen yang tidak dapat dijelaskan, dari menit kedelapan hingga menit ke-80, itulah yang terjadi."
“Saya bisa saja memberikan keuntungan bagi tim nasional, tapi saya tidak berhasil melakukannya, Oblak melakukan penyelamatan, saya tidak gagal satu kali pun sepanjang tahun, dan ketika saya membutuhkannya, sebagian besar Oblak melakukan penyelamatan."
“Rasanya sedih dan gembira di saat yang sama, tapi yang paling penting adalah kemajuan, tim pantas mendapatkannya."
“Slovenia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bertahan dan ketika keadaan menjadi sangat sulit, tim ini layak mendapatkan ucapan selamat, terutama kiper kami yang melakukan tiga penyelamatan bagus,” urainya.
Dalam wawancara terpisah dengan RTP, Ronaldo menambahkan: “Tidak diragukan lagi ini adalah Kejuaraan Eropa terakhir saya. Tapi saya tidak menjadi emosional tentang hal itu, saya menjadi emosional tentang segala sesuatu yang terlibat dalam sepak bola."
“Karena antusiasme yang saya miliki terhadap pertandingan ini, antusiasme melihat para pendukung saya, keluarga saya, kasih sayang orang-orang terhadap saya. Ini bukan tentang meninggalkan sepak bola, karena jika saya meninggalkannya, apa lagi yang perlu saya lakukan atau menangkan? Ini bukan tentang mendapatkan satu poin lebih banyak atau satu poin lebih sedikit. Membuat orang bahagia adalah hal yang paling memotivasi saya."
Mimpi Portugal dan Ronaldo untuk merebut trofi Piala Eropa 2024 masih terjal. Di babak perempat final, Prancis dengan Kylan Mbappenya sudah menanti. Tim Ayam Jantan itu juga melaju setelah menumbangkan Belgia 1-0.
“Sekarang kami menghadapi pertandingan yang sulit melawan Prancis, yang merupakan salah satu tim yang difavoritkan untuk menang."
“Tetapi kami akan berperang, tim bekerja dengan baik dan saya akan selalu memberikan yang terbaik dalam seragam ini. Saya gagal mengeksekusi penalti tetapi saya ingin menjadi yang pertama mencetak gol, karena Anda harus mengambil tanggung jawab. Saya tidak pernah takut menghadapi hal-hal biasa."
Ronaldo melakoni debut perdana di Piala Eropa ketika ia berusia 19 tahun. Ia adalah pemain muda yang bersinar dan mimpinya untuk mengangkat trofi supermasi sepakbola Eropa pada debutnya di ajang itu nyaris menjadi kenyataan. Portugal mencapai final dan menghadapi Yunani di partai puncak itu. Malang bagi Ronaldo muda, impiannya pupus. Portugal terjungkal. Ketika itu terjadi, pemain yang kemudian dijuluki CR7 itu tak kuasa menahan kehancuran hatinya. Ia terlihat menangis saat pertandingan berakhir.
Dan Euro 2024 ini, diakui siapa pun termasuk Ronaldo sendiri, sebagai Euro terakhirnya. Ia memulai sepak terjangnya di Euro pada 2004 dengan tangisan, dan sepertinya setelah laga vs Slovenia, Ronaldo masih harus menghadapi momen emosional lain. Hanya ada dua kemungkinan, dia kembali menangis karena Portugal tersingkir dan di saat bersamaan menyadari bahwa itu lah momen terakhirnya berseragam timnas berjuluk Selecao itu di Euro, atau terharu karena di akhir kariernya, ia ikut membantu Portugal membawa pulang trofi Euro, yang pernah diraih ketika edisi 2016. Tentu, itu akan menjadi sebuah hadiah perpisahan yang manis yang bisa ia berikan untuk Portugal.(metro)