close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ebola Uganda. Foto: Ist
icon caption
Ebola Uganda. Foto: Ist
Peristiwa
Minggu, 02 Maret 2025 21:34

Ebola merebak di Uganda, bocah 4 tahun meninggal dunia

Wabah Ebola 2014-2016 di Afrika Barat menewaskan lebih dari 11.000 orang – jumlah kematian terbesar akibat virus tersebut.
swipe

Seorang anak berusia empat tahun telah diidentifikasi sebagai pasien kedua yang meninggal akibat virus Ebola di Uganda setelah wabah baru-baru ini. Penyebab wabah baru ini disebut sebagai strain Ebola Sudan, yang belum memiliki vaksin yang disetujui.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Sabtu malam bahwa Kementerian Kesehatan Uganda melaporkan kasus Ebola positif di Rumah Sakit Mulago, satu-satunya pusat rujukan virus di negara itu, dan kasus tersebut ditemukan pada seorang anak berusia empat tahun yang meninggal pada hari Selasa.

Pada hari Selasa, Uganda mengonfirmasi telah mencatat 10 kasus virus jenis baru. Korban tewas pertama dari wabah terbaru adalah seorang perawat pria yang meninggal sebelum wabah dinyatakan pada tanggal 30 Januari.

Pada bulan Februari, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa kedelapan pasien Ebola yang dirawat telah dipulangkan, tetapi sedikitnya 265 kontak masih menjalani karantina ketat di Kampala.

Wabah terbaru ini merupakan yang keenam kalinya Uganda mendeteksi kasus Ebola. Penyebab wabah baru ini disebut sebagai strain Ebola Sudan, yang belum memiliki vaksin yang disetujui.

Wabah Ebola 2014-2016 di Afrika Barat menewaskan lebih dari 11.000 orang – jumlah kematian terbesar akibat virus tersebut.

Virus ini ditularkan melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi. Gejalanya meliputi demam, muntah, dan nyeri otot.

Pekerjaan pengawasan Ebola di Afrika terancam karena LSM yang dulunya didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) terpaksa berhenti karena Presiden Donald Trump pada dasarnya membubarkan badan bantuan pemerintah AS.

Charles Olaro, direktur layanan kesehatan di Kementerian Kesehatan Uganda, mengatakan kepada The Associated Press bahwa pemotongan bantuan tersebut memengaruhi beberapa LSM yang membantu negara-negara menanggapi penyakit menular.

“Ada tantangan, tetapi kita perlu menyesuaikan diri dengan realitas baru,” kata Olaro. (aljazeera)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan