close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua Umum PSSI Erick Thohir. (Foto: Instagram @football.indonesiaa)
icon caption
Ketua Umum PSSI Erick Thohir. (Foto: Instagram @football.indonesiaa)
Peristiwa
Sabtu, 16 November 2024 08:11

Erick Thohir bikin tegang, Shin Ta-yong mulai rasakan tekanan

Setelah kalah dari Jepang, Shin Tae-yong terang-terangan mengungkit gagalnya Ragnar Oratmangoen mengonversi peluang emas.
swipe

Sejak kekalahan dari China, suara-suara ketidakpuasan terhadap Shin Ta-yong mulai muncul ke permukaan terutama di media sosial. Dengan kekalahan Indonesia dari Jepang di SUGBK, situasi tampaknya akan lebih sulit bagi pelatih asal Korea Itu. Padahal, nyaris seluruh pandit sepakbola di negeri ini sepakat bahwa kekalahan dari Jepang adalah 'calculated loss'. Publik sepak bola Indonesia pun hanya melihat kemenangan adalah keajaiban, bukan kewajiban.

Di laga penyisihan Grup C kualifikasi zona Asia Piala Dunia 2026 Jumat malam, Indonesia harus mengakui superioritas Jepang. Samurai Biru, mencetak gol-gol mudah ke gawang Maarten Paes. Indonesia pun takluk 4-0. 

Untuk mencapai target tiga atau empat besar, seperti yang dicanangkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, kekalahan dari Jepang sebenarnya hanya kerugian psikologis, bukan matematis.

Indonesia memang tidak memasukan poin dari Jepang ke dalam kalkulasi. Siapa pun pasti sepakat dengan skenario ini. Sebab itu, menghadapi ranking 15 dunia ini, diksi yang dipakai adalah 'mencuri poin'.

Kekalahan, bagaimana pun telah diprediksi, tetap menyakitkan. Terutama karena skornya yang terlalu mencolok. Harapan agar Indonesia bisa tampil kompetitif ketika menghadapi Raksasa Asia, ternyata tidak bisa diwujudkan Shin Tae-yong dan pasukannya. Hasil seri tidak dapat diraih, kalah tipis pun ternyata adalah hasil mahal yang tidak mampu ditebus.

Erick tegang, Shin Tae-yong mulai tertekan

Erick Thohir segera masuk ke ruang ganti, seperti sebelum-sebelumnya ketika timnas selesai bertanding. Kali ini ekspresinya beda dari biasanya. 

Mantan Presiden Inter Milan itu terlihat lebih serius.  Erick 'mengancam' mundur dari jabatannya. Terlepas apakah pernyataan itu retoris atau ungkapan yang sungguh-sungguh,  ucapan orang nomor satu di PSSI itu membuat seisi ruang ganti tegang.  

"Sebagai Ketua Umum PSSI, dengan semua hasil yang kita terima. Saya membawa pelatih, saya membawa seluruh pemain, untuk percaya kepada proyek ini," kata Erick Thohir.

"Pertanyaannya adalah, apakah kalian masih percaya dengan proyek ini? Apa kalian masih percaya kepada saya? Sebagai pemimpin kalian?"

"Karena jika tidak saya akan mengundurkan diri, saya akan mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Karena sudah menjadi tanggung jawab saya," tandas Erick Thohir.

Ia meminta semua yang ada di ruangan itu untuk intropeksi diri. Itu artinya, teguran ini juga diarahkan kepada Shin Tae-yong, sebagai pelatih kepala.

Masih ada sisa lima laga tersisa. Tiga di kandang dan dua di tempat musuh. Erick menegaskan Indonesia butuh sembilan poin tambahan agar asa lolos ke Piala Dunia 2026 tetap menyala. 

Secara hitung-hitungan Indonesia butuh tiga kemenangan lagi. Dua hasil penuh dari Bahrain dan China adalah harga mati. Sisanya bisa direbut dari tangan Australia atau Arab Saudi lawan yang sudah di depan mata.

Indonesia sudah mampu menahan imbang 1-1 Arab Saudi di kandangnya. Tentu kemenangan di nanti di Jakarta, adalah misi yang tidak bisa ditawar lagi untuk disempurnakan. 

Jika skenario berjalan sesuai harapan, moral tim tentu akan kembali terangkat, setelah dua kali hasil minor, kekalahan dari China dan Jepang. Kemudian, Indonesia tinggal menatap kampanye di tahun depan dengan lebih percaya diri. 

Apalagi menghadapi Australia Bahrain dan China, Indonesia kemungkinan besar sudah memiliki juru gedor baru yang digadang-gadang adalah talenta bernaluri gol tinggi, Ole Romeny. Diharapkan kehadirannya bisa menjadi jawaban dari tumpulnya cakar Garuda, sektor yang baru kali ini dikeluhkan Shin Tae-yong sampai menyebut nama pemain.

Setelah kalah dari Jepang, Shin Tae-yong terang-terangan mengungkit gagalnya Ragnar Oratmangoen mengonversi peluang emas di awal laga ketika sudah satu lawan satu dengan kiper Jepang Zion Suzuki. Kegagalan itu menurutnya mempengaruhi jalannya laga. Dia berandai-andai bila gol itu terjadi, hasil pertandingan akan berbeda. 

Ole Romeny sendiri sudah hadir di Jakarta bahkan menyaksikan laga dari tribun. Kedatangan striker FC Utrecht ini seharusnya bisa menjadi  sedikit pelipur lara bagi STY setelah kekalahan dari Jepang. Setidaknya dia bisa membayangkan, skuadnya akan lebih kuat dengan bergabungnya Romeny. Ada masa depan yang lebih cerah di sisa lima laga terakhir.

Eliano

Kenyataan digasak 0-4, memang berefek psikologis dan mulai membuat STY meriang. STY sendiri tidak memungkiri bahwa ia kini mulai merasakan tekanan. "Tentu saja saat ini ada tekanan bagi saya dan itu wajar karena saya pelatih kepala di sini," kata Shin Tae-yong. 

Setelah kekalahan, penyesalan itu selalu muncul dengan pernyataan "seharusnya begini, seharusnya begitu". Kemudian pertanyaan-pertanyaan lain pun muncul,"Kenapa Eliano tidak dimainkan, bahkan masuk DSP pun tidak". 

Kali ini STY blak-blakan, tidak seperti sebelumnya yang suka mengelak dan menjawab secara diplomatis bila pertanyaan soal line-up atau pemain mengemuka. 

"Eliano belum bagus. Masih susah bagi dia untuk masuk skuad saat ini. Jadi saya memilih seperti itu," jawabnya. Sepertinya STY sedang tidak mood pakai mode rem menjawab pertanyaan wartawan.

Netizen mempertanyakan kebijakan STY ini dan membanding-bandingkan dengan Pratama Arhan (Suwon FC) dan Marselino Ferdinan (Oxford United). Dua nama ini (nyaris) tidak pernah dimainkan klubnya selama berbulan-bulan. Berbeda dengan Eliano. Bermain di Eredivisie, adik Tijjani Reijnders ini masih mendapat menit bermain di klubnya PEC Zwole, meski kerap masuk dari bangku cadangan. 

Lagi pula bukankah proses naturalisasi selalu berangkat dari rekomendasi STY? Setidaknya begitu yang selalu diceritakan petinggi-petinggi PSSI. Atau pemilihan pemain ini masih mengandung 'titipan ordal' entahlah.  

Yang pasti, siapa pun yang dimainkan, STY sedang diburu tanggung jawab untuk menempatkan Indonesia di posisi tiga atau empat klasemen babak ketiga kualifikasi Asia Grup C Piala Dunia 2026 ini. Menghadapi laga tanggal 19 November menghadapi Arab Saudi, ini akan menentukan apakah ia bisa melepaskan diri dari tekanan, atau justru semakin meriang karena tak juga menang. 

Dalam kariernya sebagai pemain dan pelatih, STY tentu paham konsekuensi yang akan dihadapi. Dan dia belum mau menyerah. 

"Ini bukan waktunya untuk menyerah, meskipun kami kalah dalam 4-0," kata STY.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan