Seorang penggemar klub Inggris Arsenal, yang sedang merayakan kemenangan timnya atas Manchester United, diduga ditembak mati oleh seorang petugas keamanan di Uganda.
Seorang penggemar lainnya terluka saat petugas keamanan melepaskan tembakan ke arah kerumunan besar pendukung yang gembira di sebuah restoran di kota Lukaya di Uganda tengah, sekitar 100 km (62 mil) dari ibu kota Kampala. Peristiwa itu terjadi menjelang akhir pertandingan, yang dimenangkan Arsenal dengan skor 2-0, Kamis (5/12) dini hari WIB.
Seorang jurnalis lokal mengatakan kepada BBC bahwa manajer gedung marah dengan keributan yang dibuat oleh para pendukung yang gembira dan meminta petugas keamanan untuk turun tangan.
Namun, para penggemar tidak mengindahkan peringatan untuk tenang.
Para saksi mengatakan kepada jurnalis, Farish Magembe, bahwa pemilik restoran mematikan listrik di restoran, yang membuat para penggemar marah, yang menanggapi dengan membuat lebih banyak keributan.
Saat itulah petugas keamanan diduga melepaskan tembakan, melepaskan beberapa tembakan.
Korban, yang diidentifikasi sebagai John Ssenyonga yang berusia 30 tahun, meninggal di tempat kejadian. Penggemar berat Arsenal lainnya, Lawrence Mugejera, dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Baik penjaga maupun manajer gedung tersebut melarikan diri setelah insiden tersebut, dan polisi tengah mencari mereka.
Juru bicara polisi daerah, Twaha Kasirye, dikutip oleh surat kabar Daily Monitor mengatakan bahwa mereka telah menemukan senjata api di tempat kejadian.
"Kami mengutuk insiden tersebut dan meminta siapa pun yang memiliki informasi yang dapat membantu polisi untuk menangkap tersangka agar berbicara," katanya.
Ia juga menghimbau para penggemar untuk mengendalikan kegembiraan mereka.
Ketegangan dan kekerasan tragis yang timbul akibat hasil pertandingan sepak bola, terutama antara klub-klub Inggris, bukanlah hal yang jarang terjadi di negara yang memantau Liga Primer Inggris secara ketat.
Pada bulan Oktober, seorang penggemar Arsenal menikam seorang penggemar Manchester United setelah keduanya berdebat mengenai hasil pertandingan antara Arsenal dan Liverpool.
Pada bulan Januari tahun lalu, seorang anggota dewan muda meninggal karena luka tusuk di Kampala setelah ikut campur dalam perkelahian setelah Arsenal kalah dari Manchester City.
Seminggu sebelumnya, seorang penggemar Arsenal dipukuli hingga tewas di Adjumani, di distrik West Nile.(bbc)