close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: AA
icon caption
Ilustrasi. Foto: AA
Peristiwa
Jumat, 11 Oktober 2024 13:18

Setelah pembantaian terburuk di Haiti, geng bersenjata beraksi lagi tewaskan warga

Amnesty International menyatakan keprihatinan yang mendalam pada hari Kamis tentang kekerasan terkait geng terhadap anak-anak.
swipe

Orang-orang bersenjata menyerang sebuah kota di utara ibu kota Haiti pada hari Kamis (10/10). Peristiwa berdarah itu terjadi hanya beberapa hari setelah salah satu pembantaian geng terburuk dalam sejarah negara pulau tersebut.

Penduduk setempat mengatakan sedikitnya satu orang tewas dan warga Haiti khawatir jumlah korban tewas akan meningkat di kota pesisir Arcahaie setelah serangan geng yang brutal terjadi.

Arcahaie, yang terletak di utara Port-au-Prince, merupakan titik strategis untuk membantu geng-geng Haiti yang kuat memperluas cengkeraman mereka di seluruh negeri. Geng-geng yang brutal telah menguasai hingga 80% ibu kota.

Minggu lalu, anggota geng menyerbu kota Pont-Sonde di Haiti tengah, menewaskan 115 orang, termasuk bayi, ibu, dan orang tua.

Menurut kelompok hak asasi manusia setempat, geng tersebut mendekati Pont-Sonde melalui kano sebelum fajar, melepaskan tembakan dan melukai banyak orang saat mereka mengejutkan penduduk dan kemudian membakar rumah mereka. Pembantaian itu memaksa lebih dari 6.200 orang mengungsi.

Setelah penyerangan itu, warga sempat menelepon stasiun radio meminta polisi datang dan menyelamatkan mereka.

Serangan itu terjadi dalam konteks kekerasan geng tanpa pandang bulu di Haiti, yang menyebabkan sejumlah kejahatan yang mengkhawatirkan terhadap rakyat, terutama anak-anak.

Amnesty International menyatakan keprihatinan yang mendalam pada hari Kamis tentang kekerasan terkait geng terhadap anak-anak.

"Kami telah mendokumentasikan kisah-kisah yang memilukan tentang anak-anak yang dipaksa bekerja untuk geng bersenjata – mulai dari mengantar barang hingga mengumpulkan informasi dan melakukan tugas-tugas rumah tangga di bawah ancaman kekerasan," kata Ana Piquer, direktur Amnesty International untuk Amerika.

"Selain itu, anak-anak perempuan telah menjadi korban pemerkosaan dan kekerasan seksual. Keputusasaan atas situasi mereka benar-benar mengganggu; banyak yang telah mengungsi atau tidak punya tempat tujuan," imbuh dia.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan