close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Peristiwa - Pemilu
Senin, 15 Juli 2024 13:47

Gerakan orang muda lawan hoaks menuju Pilkada 2024

Program ini berlangsung sebelum pemilu, baik pemilihan presiden pada Februari 2024 maupun pilkada pada November 2024.
swipe

Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (BEM FKIK) Universitas Jambi, mengadakan kelas sekolah kebangsaan Tular Nalar 3.0, sebuah pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) bersama Love Frankie dan didukung Google.org. Acara ini bertempat di Gedung Graha IKA Universitas Jambi dan dihadiri oleh sekitar 100 remaja Jambi berusia 18-24 tahun.

Tular Nalar merupakan program pembelajaran yang bertujuan untuk membantu masyarakat mengenali hoaks melalui literasi media dan pemikiran kritis. Kini telah berkembang menjadi Tular Nalar 3.0, dengan fokus menjangkau anak muda calon pemilih pemula atau yang dikenal dengan “First Time Voters” dalam 500 kelas yang tersebar di 38 provinsi, termasuk di Kota Jambi tahun ini.

Program ini berlangsung sebelum pemilu, baik pemilihan presiden pada Februari 2024 maupun pilkada pada November 2024.

Program Manager IYCTC Ni Made Shellasih menyatakan, IYCTC berkesempatan menjadi salah satu kolaborator Mafindo dalam pelaksanaan Tular Nalar 3.0 pada tahun ini. 

“Sebagai organisasi yang mewadahi koalisi orang muda, sekolah kebangsaan ini sangat sesuai dengan visi dan misi kami, untuk melibatkan kaum muda secara inklusif dan bermakna, serta mengajak mereka memahami cara berpikir kritis sebagai pemilih pemula, khususnya menjelang Pilkada 2024,” ungkap Ni Made.

Sebelumnya, IYCTC telah menghadapi hoaks kesehatan yang mematikan, termasuk di antaranya adalah hoaks soal rokok. IYCTC menggunakan best practice dalam mengantisipasi hoaks tersebut melalui penyampaian mitos dan fakta yang dibagikan baik di laman website pilihantanpabeban.id maupun sosial media, agar masyarakat tahu kebenaran bahaya merokok demi melindungi sekitar (save our surroundings) kini dan nanti.

Acara ini melibatkan ISMKMI dan BEM FKIK Universitas Jambi, memberikan kesempatan bagi anggota IYCTC untuk mengembangkan kapasitas dalam memahami dan menyebarkan informasi terkait pemeriksaan fakta dan menghadapi tantangan digital, serta berkomitmen menjadi pemilih cerdas.

“Kami mengundang orang muda di Jambi, khususnya disasar kepada siswa/i dan mahasiswa/i yang akan menjadi pemilih pemula di tahun ini. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena selain memperluas jaringan, kami sebagai orang muda juga mendapat kesempatan untuk berbagi ilmu setelah mendapatkan pelatihan langsung sebagai fasilitator oleh Mafindo sebelumnya,” jelas Wakil Sekretaris Jenderal ISMKMI Putri Nurul Aqla Pagan.

Putri juga menambahkan, dari Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini, baik peserta maupun fasilitator mampu memahami dasar-dasar advokasi anti hoaks, cara mengidentifikasi hoaks, memahami jenis-jenis disinformasi/misinformasi, mengetahui cara melakukan pengecekan fakta melalui berbagai alat, dan berkomitmen untuk melakukan edukasi/literasi antihoaks.

Kepala Departemen Eksternal BEM FKIK Universitas Jambi Rachel Natasha, yang juga menjadi salah satu pelaksana kegiatan turut memberikan penjelasan lengkap terkait teknis kegiatan.

“Kami mengumpulkan peserta dalam ruangan Aula yang cukup besar dan nyaman untuk mengikuti kelas. Sebagai fasilitator, kami tentunya telah mendapat pelatihan dan modul materi pelatihan, yang selanjutnya disampaikan kepada peserta. Peserta dibagi dalam 10 kelompok yang didampingi fasilitator, menggunakan metode interaktif agar materi
lebih mudah diserap. Kami juga melakukan pre dan post test untuk mengukur peningkatan pengetahuan mereka,” ujar Rachel.

“Kita hidup di era digital. Di tahun politik menuju Pilkada 2024 ini, banyak hoaks dan misinformasi yang tersebar. Harapannya, melalui Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 ini, peserta dapat memperkuat kerangka berpikir kritis mereka dalam menerima informasi, sehingga bisa melawan misinformasi. Kegiatan ini tidak berhenti di sini, kami akan terus mendampingi peserta selama beberapa bulan ke depan untuk memastikan mereka tetap
menjadi agen penyebar literasi digital,” tutup Ni Made Shellasih.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan