Kepercayaan diri Herve Renard dan superioritas Arab Saudi dikoyak Garuda
Herve Renard, pelatih Arab Saudi asal Prancis, tampak begitu percaya diri di pinggir lapangan saat laga Indonesia vs Arab Saudi dimulai, Jumat (19/11). Tetapi raut mukanya segera berubah, hanya dalam hitungan menit. Alisnya lebih sering terangkat. Tidak ada lagi air muka yang menunjukkan ia nyaman dengan penampilan para pemainnya.
Indonesia menyengat Arab Saudi langsung di menit-menit awal. Ada tiga momen yang nyaris membuat jala The Green Falcons bergetar hanya dalam tujuh menit pertandingan berjalan.
Mengawali laga dengan menerima ancaman seperti itu jelas tidak menyenangkan bagi Renard. Padahal, setelah menggantikan posisi Roberto Mancini di kursi pelatih, skuad Arab Saudi cukup menjanjikan dengan menahan imbang Australia di Melbourne. Sebelum laga di SUGBK, ia juga merasa mampu mengangkat performa timnya, yang sebelumnya dikeluhkan Mancini, hanya berisi pemain-pemain cadangan di klubnya sehingga hanya bermain imbang 1-1 dengan Indonesia.
“Saya menghabiskan tiga tahun di Arab Saudi pada periode pertama saya melatih. Setelah pergi pada Maret 2023, saya terus menyaksikan Liga Arab dan memantau pemain yang saya latih setiap pekan,” ujar Renard dalam konferensi pers sebelum pertandingan leg kedua Indonesia vs Arab Saudi.
Renard dipuji dan begitu diingat jasanya oleh publik sepakbola Arab Saudi, karena berhasil menjungkalkan Argentina di laga perdana Piala Dunia 2022. Namun, ia harus hengkang pada Maret 2023 untuk menukangi timnas Putri Prancis. Sebab itu, setelah Mancini dipecat, tak ada halangan psikologis bagi Federasi Sepak bola Arab Saudi untuk menggunakan jasanya lagi.
"Seperti saya tidak pernah meninggalkan tim ini," kata Renard.
“Tidak sulit bagi saya untuk kembali menangani Arab Saudi. Saya dan para pemain sudah saling mengenal, dan kami tahu apa yang harus dilakukan untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Cerita baru ini dimulai saat melawan Indonesia,” ucap Renard.
Di ujung hari, Renard harus menerima kenyataan. Cerita baru yang diharapkan indah ketika menghadapi Indonesia, berakhir pahit. Di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (19/11) malam, dia melihat pemain depan Garuda yang bermain di luar kendali anak asuhnya hingga harus kebobolan dua kali melalui gol Marselino Ferdinand.
Alih-alih mengatrol Arab Saudi yang jeblok ketika ditangani Mancini, Herve Renard justru menjadi bagian dari sejarah negatif pertemuan The Green Falcons dengan Indonesia. Untuk pertama kalinya Arab Saudi kalah dari Indonesia. Dalam 13 pertandingan terakhir, The Green Falcons sangat superior dengan tidak pernah kalah dari Indonesia.
“Indonesia pantas memenangkan pertandingan ini. Kami sekarang memiliki empat pertandingan dan ini akan sulit dan akan sulit bagi semua orang. Saya menerima tantangan untuk membawa Arab Saudi ke Piala Dunia; tidak masalah dengan cara apa pun, tetapi kami harus pergi ke Piala Dunia,” kata Herve Renard.
"Selamat kepada tim Indonesia. Kami datang ke sini untuk meraih kemenangan, namun kami mengawali pertandingan dengan intensitas yang kurang bagus, kami mengawali laga seperti pertandingan uji coba jadi kami mendapatkan hasil ini. Jadi saya ulangi sekali lagi, saya menerima tantangan ini jadi harus membenahi tim saya setelah ini," ucapnya lagi.
Di kubu Indonesia, pelatih Shin Tae-yong bisa bernafas lega, setelah sebelumnya kekalahan dari Jepang 0-4, membuat dirinya mulai merasa tekanan menjadi lebih tinggi dari biasanya. Tekanan itu datang dari situasi tim yang berada di bibir jurang, juga ketidakpuasan suporter terhadap sejumlah isu, salah satunya adalah mengenai pilihan DSP yang menyingkirkan Eliano Reijnders, pemain yang baru saja dinaturalisasi.
Kemenangan dari Arab Saudi akan mengendurkan tekanan dari suporter fanatik Garuda, apalagi hasil di laga lain juga menguntungkan bagi Indonesia di mana Jepang mengandaskan China 3-1 dan Australia hanya bermain imbang dengan Bahrain 2-2.
Indonesia pun terangkat ke posisi tiga di bahwa Jepang yang telah mengoleksi 16 poin, dan Australia dengan tujuh poin.
Setelah sempat dikritik karena menyebut Ragnar Oratmangoen, saat mengulas kekalahan dari Jepang, kali ini Shin Tae-yong memuji kerja keras semua anak buahnya. Meski dia juga tidak puas dengan kemenangan dua gol atas Arab Saudi.
“Di awal memang ada peluang yang bagus, harusnya bisa lebih mudah untuk cetak gol lebih banyak dari skor sekarang. Akan tetapi, tetap saya ingin mengekspresikan hasil ini dengan berterima kasih banyak kepada para pemain,” ucap juru taktik asal Korea Selatan itu.
Hasil positif ini tidak terlepas dari respons STY atas seruan Ketum PSSI Erick Thohir untuk melakukan introspeksi. Pelatih asal Korea Selatan itu mengubah pakem yang selama ini ia anut. Mengubah formasi dari 3-4-3 menjadi 3-5-2.
"Karena Arab Saudi high presssing-nya bagus, jadi saya mengubah sistem jadi 3-5-2, dan tiga gelandang [Marselino, Ivar Jenner, dan Thom Haye] kami main baik di laga ini. Lalu bukan cuma karena Marselino cetak dua gol cuma dia yang bagus, tetapi instruksi yang saya beri diikuti dengan baik oleh para pemain di atas lapangan," ucap Shin Tae Yong.
Keputusan STY menurunkan Marselino, yang selama ini banyak ia simpan di bangku cadangan pun tidak sia-sia.
Bagi pemain 20 tahun itu sendiri, keberhasilannya menorehkan dua gol bagi Garuda di laga tadi malam, menjadi pendorong mentalnya untuk mendapatkan lagi kepercayaan diri.
"Gol pertama penting buat saya melepas beban," tutur Marselino Ferdinand.
Indonesia masih menyisakan empat laga menghadapi Australia di laga tandang, kemudian menjamu Bahrain dan China, setelah itu menutup kampanye di kualifikasi Piala Dunia 2026 babak tiga ini dengan melawat ke Jepang.
Erick Thohir menargetkan Indonesia bisa meraih enam poin lagi dari sisa pertandingan tersebut untuk duduk di peringkat tiga atau empat. Marselino pun paham bahwa euforianya tidak boleh berlarut-larut. Ia dan tim harus kembali bekerja keras mempersiapkan laga-laga yang akan datang pada 2025 nanti.
"Saya juga ingin menyampaikan kepada suporter jangan berlarut-larut, tujuan kita bukan di sini, masih ada empat pertandingan lagi, kita akan maksimalkan, kita akan mati-matian, terima kasih," ujar Marselino selepas pertandingan.