close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tank tempur milik militer Ukraina. /Foto Instagram @zelenskyy_official
icon caption
Tank tempur milik militer Ukraina. /Foto Instagram @zelenskyy_official
Peristiwa
Minggu, 18 Agustus 2024 12:27

Invasi Kursk dan runtuhnya mitos "invicibility" Putin

Putin sesumbar bisa menekuk Ukraina hanya dalam waktu tiga tahun.
swipe

Ukraina menggelar operasi militer paling berani sepanjang Perang Rusia-Ukraina berlangsung. Saat pasukan Rusia memperkuat cengkeraman mereka di Donetsk, pasukan Ukraina menyeberangi perbatasan dan menginvasi kawasan Kursk pada 6 Agustus 2024. 

Disokong kendaraan lapis baja US Stryker dan tank-tank tempur British Challenger 2, pasukan Ukraina mampu menguasai sekitar 80 area di Kursk, termasuk di antaranya kota perbatasan Sudzha. Meskipun gerak invasi melambat, kecepatan Ukraina menguasai Kursk bikin Rusia tergopoh-gopoh. 

Dalam sebuah wawancara di televisi Rusia, Andrei Gurulyov, salah satu anggota parlemen Rusia yang berlatar belakang militer, mengklaim para pemimpin Rusia sudah diperingatkan akan adanya kemungkinan serangan Ukraina di Kursk sekitar sebulan sebelumnya. Namun, peringatan dan laporan-laporan lembaga intelijen itu tak digubris. 

Pakar keamanan dan militer dari IESD Institute di Lyon, Prancis, Yohann Michel menduga Rusia sama sekali tak tahu bakal diinvasi Ukraina. "Intelijen Rusia kecolongan di sini," kata Michel seperti dikutip dari Reuters

Saat pasukan Ukrainan membanjiri Kursk, Kementerian Pertahanan Rusia malah mengunggah video yang menunjukkan kunjungan Jenderal Valery Gerasimov di medan tempur. Terekam dalam video itu, Gerasimov sedang mendengarkan laporan-laporan dari komandan di lapangan dan memberikan tugas-tugas lanjutan bagi mereka. 

Gerasimov sendiri baru pulang ke Rusia pada 7 Agustus 2024. Bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, panglima perang Rusia itu menggelar konferensi pers untuk menginformasikan perkembangan terbaru di Kursk. Ia mengklaim pasukan Rusia telah menghentikan sekitar 1.000 prajurit Ukraina yang hendak menginvasi Kursk jauh lebih dalam. 

Michel menilai pernyataan Gerasimov bernuansa rekayasa. Apalagi, dibutuhkan lebih dari 12 jam bagi petinggi Rusia untuk berani muncul di depan publik setelah invasi Kursk. "Mereka mengatakan apa yang bos mereka ingin dengar di depan publik pada momen-momen spesifik seperti itu," kata Michel. 

Bagi Putin, invasi ke Kursk merupakan hal yang memalukan. Video-video yang dikirim dari medan tempur menunjukkan bagaimana prajurit Ukraina merobek bendera-bendera Rusia di kantor-kantor pemerintahan, ratusan prajurit Rusia yang digelandang setelah menyerah, dan bantuan kemanusiaan yang mengalir bagi warga setempat yang tak mengungsi. 

Orysia Lutsevych, Deputi Direktur Program Rusia dan Eurasia di Chatham House, mengatakan publik Rusia juga bakal menekan Putin. Selain gagal merampungkan perang dalam tiga tahun, Putin juga mesti bertanggung jawab dalam peristiwa lepasnya Kursk ke tangan Ukraina. Sejak invasi pasukan Nazi pada Perang Dunia II, itu baru kali pertama tanah Rusia didudukki pasukan asing. 

"Kursk juga membantah narasi bahwa perang ini seharusnya hanya berlangsung di tanah Ukraina dan bahwa Ukraina bisa menang dengan menyerang posisi-posisi Rusia di dalam perbatasan mereka sendiri," ujar Lutsevych seperti dikutip dari Guardian

Perang Ukraina-Rusia telah berjalan sekitar 2,5 tahun. Rusia mengklaim telah menguasai sekitar 18% wilayah Ukraina. Selain Semenanjung Krimea, prajurit Rusia bercokol di Provinsi Luhansk, dan Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson. 

Putin sebelumnya sempat menargetkan invasi Rusia ke Ukraina hanya bakal berlangsung selama 3 tahun. Putin mengklaim Kiev sudah bakal jadi bagian dari Rusia Raya yang sedang ia bangun pada 2025 nanti. 

"Invasi Kursk juga merupakan respons terhadap argumen berbahaya bahwa Ukraina harus mengakhiri perang dengan menukarkan teritori mereka untuk perdamaian. Argumen itu berbasis keyakinan bahwa Ukraina tak bisa bersaing dengan Rusia di medan tempur," jelas Lutsevych. 

Apa makna invasi Kursk bagi Ukraina? 

Suksesnya invasi Kursk bakal mendongkrak moral pasukan Ukraina. Selama 2,5 tahun, serangan balik yang dilakukan Ukraina selalu mampu dimentahkan pasukan Rusia. Ukraina tak mampu mengambil alih wilayah-wilayah yang telah dikuasai Rusia. 

Dengan invasi itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga membuktikan bahwa Ukraina bisa menang jika didukung penuh oleh sekutu-sekutu mereka. Selama ini, Zelenskyy mengeluhkan tak bisa memukul balik Rusia lantaran tak punya persediaan senjata yang memadai. 

Penguasaan Kursk juga membuka banyak opsi strategi perang bagi Ukraina. Dari Kursk, Ukraina bisa melebarkan invasi ke kota-kota lainnya di Rusia atau menggelar serangan mendadak ke kawasan-kawasan yang sudah dikuasai Rusia. 

Di lain sisi, Putin bisa jauh lebih beringas. Mantan agen KGB itu bisa memutuskan menerjunkan semua persenjataannya untuk merebut kembali Kursk dan membumihanguskan Ukraina. 


 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan