close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Foto: Ariel Hermoni-GPO handout via Xinhua
icon caption
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Foto: Ariel Hermoni-GPO handout via Xinhua
Peristiwa
Kamis, 22 Agustus 2024 11:29

Israel klaim kalahkan Divisi Rafah Hamas di Gaza, siap alihkan pasukan serbu Hizbullah

Pejabat keamanan Israel baru-baru ini mengklaim bahwa sebagian besar target militer potensial di Gaza telah dihabisi.
swipe

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengklaim bahwa Divisi Rafah Hamas di Gaza telah dikalahkan. Ia pun kini mengisyaratkan bahwa militer mengalihkan fokusnya ke pertempuran melawan Hizbullah di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Gallant menyampaikan pernyataan tersebut selama tur di Koridor Philadelphia, sebuah wilayah yang membentang di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir dan yang ingin dipertahankan Israel bahkan setelah gencatan senjata. 

Kementerian Pertahanan Israel merilis foto Gallant, mengenakan rompi antipeluru dan dikelilingi oleh komandan, di sebuah gedung Palestina yang telah direbut dan diubah menjadi markas oleh pasukan Israel.

Ia mengatakan bahwa Divisi 162 dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah "mengalahkan" Divisi Rafah Hamas. Selama serangan di kota paling selatan Gaza, IDF menghancurkan 150 terowongan, menurut angka yang diungkapkan oleh Gallant. Ia menambahkan bahwa sejumlah kecil terowongan tetap utuh dan ia telah memberikan perintah segera untuk menghancurkannya.

Pada bulan Mei, IDF melancarkan serangan darat besar-besaran di Rafah, sebuah kota di Gaza selatan yang telah ditetapkan sebagai zona aman dan melindungi lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi.

Pejabat keamanan Israel baru-baru ini mengklaim bahwa sebagian besar target militer potensial di Gaza telah dihabisi. Gallant mengindikasikan bahwa militer kini mengalihkan fokusnya.

"Hal terpenting, menurut saya, dalam hal strategi, adalah mencapai semua tujuan perang terkait Hamas dan para sandera, dan sekarang melihat ke utara," katanya, merujuk ke Israel utara, tempat konflik yang sedang berlangsung dengan Hizbullah telah meningkat sejak 7 Oktober 2023.

Ketegangan lintas perbatasan telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir setelah pembunuhan seorang pejabat senior Hizbullah oleh Israel di Beirut pada akhir Juli.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah bahwa ia telah setuju untuk menarik pasukan militer dari perbatasan Gaza-Mesir sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata potensial dengan Hamas, menurut pernyataan dari kantornya.

Proposal yang didukung AS saat ini untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera -- yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin telah diterima oleh Israel -- mencakup penarikan pasukan Israel dari Koridor Philadelphia, daerah perbatasan utama antara Jalur Gaza dan Mesir, seperti yang diklaim oleh Kan TV milik negara Israel sebelumnya.

Baik Hamas maupun Mesir, mediator penting dalam negosiasi tersebut, dilaporkan menentang kendali Israel atas koridor tersebut.

Netanyahu menyebut laporan tersebut "tidak benar" dan menekankan bahwa Israel belum setuju untuk melepaskan kendali atas daerah tersebut, menurut pernyataan dari kantornya.

"Israel akan bersikeras untuk mencapai semua tujuan perangnya sebagaimana yang ditetapkan oleh Kabinet Keamanan, termasuk memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi ancaman keamanan bagi Israel," kata pernyataan tersebut.

"Ini memerlukan pengamanan perbatasan selatan," imbuhnya.

Pada hari Rabu, Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden juga berbicara melalui telepon untuk membahas kemajuan kesepakatan gencatan senjata bagi para sandera, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, tanpa merinci lebih lanjut.

Pejabat militer Israel telah berulang kali menyatakan bahwa Israel dapat memenuhi kebutuhan keamanannya tanpa mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia.

Situs berita Ynet Israel mengutip pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya yang menuduh Netanyahu menghambat upaya untuk mencapai kesepakatan, dengan alasan bahwa desakannya untuk mengendalikan koridor tersebut dapat membahayakan kesepakatan.(xinhua)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan