close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto: Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Peristiwa
Kamis, 11 Juli 2024 07:11

Perintah Israel agar warga tinggalkan Gaza bagian dari perang psikologis

PBB mengatakan evakuasi terbaru hanya akan menambah penderitaan massal bagi keluarga Palestina.
swipe

Militer Israel memerintahkan semua warga Palestina untuk meninggalkan Kota Gaza dan menuju ke selatan. Sementara itu, mereka terus melancarkan serangan baru di wilayah utara, selatan dan tengah Jalur Gaza yang telah menewaskan puluhan orang selama 48 jam terakhir.

Selebaran yang dijatuhkan dari udara pada hari Rabu mendesak “semua orang di Kota Gaza” untuk pergi dan mengambil “rute aman” ke selatan menuju Deir el-Balah dan az-Zawayda.

Kementerian Dalam Negeri Gaza telah meminta warga di Kota Gaza untuk menahan diri dari mengikuti perintah evakuasi Israel, dengan mengatakan bahwa instruksi tersebut adalah bagian dari perang psikologis tentara Israel terhadap warga Palestina.

PBB mengatakan evakuasi terbaru hanya akan menambah penderitaan massal bagi keluarga Palestina, yang banyak di antaranya telah mengungsi berkali-kali.

“Warga sipil harus dilindungi,” kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.

Melaporkan dari Deir-el Balah, Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan bahwa warga Palestina di Kota Gaza – tempat serangan Israel semakin intensif – merasa terjebak dan tidak tahu ke mana harus pergi.

“Saya juga mengingatkan Anda bahwa tidak ada tim pertahanan sipil, dan tidak ada Palang Merah. Tidak ada seorang pun di sana untuk mengevakuasi orang-orang Palestina itu,” katanya.

Israel mengeluarkan perintah evakuasi resmi pertama untuk sebagian kota tersebut pada tanggal 27 Juni, dan dua perintah lagi pada hari berikutnya.

Pemerintah Negeri Zionis mengatakan pihaknya sedang mengejar pejuang Hamas yang berkumpul kembali di berbagai wilayah Gaza sembilan bulan setelah perang. Serangan darat baru dimulai di kawasan Shujayea di timur kota tersebut, namun minggu ini tank-tank juga bergerak ke distrik-distrik tengah dan barat, memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi ke arah selatan.

Israel meningkatkan serangan di Gaza
Perintah evakuasi terbaru ini dikeluarkan sehari setelah serangan udara Israel terhadap Sekolah al-Awdah, menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai 53 lainnya, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut petugas medis Palestina.

Rekaman eksklusif dari sekolah, yang diperoleh Al Jazeera, menunjukkan anak-anak muda Palestina bermain sepak bola di luar sekolah yang disaksikan puluhan orang. Kemudian terdengar ledakan keras, membuat orang-orang berlarian mencari perlindungan.

Seorang anak laki-laki Palestina mengatakan bahwa dia kehilangan beberapa kerabatnya dalam serangan itu. “Kami sedang duduk-duduk dan sebuah rudal jatuh dan menghancurkan segalanya,” katanya sambil terisak. “Saya kehilangan paman, sepupu, dan kerabat saya.”

Serangan itu dikutuk oleh para pemimpin dunia dan militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidikinya.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada X bahwa dua pertiga dari sekolah yang mereka kelola di Jalur Gaza, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi pengungsi Palestina sejak perang dimulai, telah terkena serangan dan menewaskan 524 orang.

“Struktur PBB, sekolah dan tempat penampungan bukanlah target,” katanya.

Pada hari Rabu, tentara Israel juga mengatakan mereka menyerang pejuang di dalam markas UNRWA.

Dalam kunjungan ke Gaza tengah pada hari Rabu, panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan pasukan beroperasi dengan cara yang berbeda, di berbagai bagian wilayah tersebut “untuk melaksanakan misi yang sangat penting: tekanan”.

“Kami akan terus melakukan operasi untuk membawa pulang para sandera,” kata Halevi.

Setidaknya 38.295 orang telah tewas dan 88.241 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak Oktober, menurut para pejabat Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Rabu bahwa 52 warga Palestina tewas dan 208 luka-luka dalam 24 jam sebelumnya.

Israel melancarkan perangnya di Gaza setelah Hamas memimpin serangan ke Israel selatan, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan statistik Israel, dan menyandera sekitar 250 orang lainnya, puluhan di antaranya masih disandera di Gaza.

Kemajuan dalam perundingan gencatan senjata?
Peningkatan aktivitas militer Israel terjadi ketika mediator Amerika Serikat, Mesir dan Qatar bertemu dengan para pejabat Israel di ibu kota Qatar, Doha, untuk melakukan pembicaraan guna mencapai kesepakatan gencatan senjata yang telah lama sulit dicapai dan pertukaran tawanan yang ditahan oleh Hamas dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Para pejabat Hamas telah menyampaikan kekhawatiran bahwa serangan besar-besaran Israel dalam beberapa hari terakhir di sepanjang wilayah tersebut dapat menggagalkan perundingan.

Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, mengatakan pada hari Senin bahwa meningkatnya serangan Israel telah mengancam perundingan pada saat yang genting dan dapat membawa perundingan “kembali ke titik awal”.

Namun Hamas masih menginginkan mediator internasional menjamin bahwa perundingan gencatan senjata di Doha akan berakhir dengan gencatan senjata permanen. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dia tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang memaksa Israel menghentikan kampanyenya di Gaza tanpa melenyapkan Hamas.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan