Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa Hashem Safieddine, yang diduga sebagai penerus pemimpin Hizbullah yang terbunuh Hassan Nasrallah, telah tewas dalam serangan udara di Beirut. Tetapi kabar ini belum dikonfirmasi oleh Hizbullah.
Berita tentang dugaan pembunuhan itu muncul pada hari yang sama ketika militer Israel mengerahkan Divisi ke-146 “Ha-Mapatz” untuk melakukan invasi ke Lebanon selatan, di mana ia bergabung dengan tiga divisi lainnya dalam upaya untuk mendorong Hizbullah kembali dari daerah perbatasan.
Netanyahu menegaskan kembali prioritasnya untuk memungkinkan 60.000 warga sipil Israel yang dievakuasi dari Utara untuk kembali ke rumah. Ia juga memperingatkan bahwa Lebanon menghadapi kehancuran dan penderitaan seperti di Gaza jika rakyat Lebanon tidak “membebaskan” diri dari Hizbullah. Israel telah mendesak warga sipil Lebanon untuk melarikan diri ke utara Sungai Awali, sekitar 15 mil di utara perbatasan.
Cliff Kupchan dari Eurasia Group mengatakan Israel bertekad untuk sepenuhnya menjelajahi zona penyangga, yang beberapa di antaranya mungkin mereka tempati. Ini bisa dilihat dari jumlah pasukan yang dikerahkan. Divisi Israel dengan kekuatan penuh berjumlah 10.000 - 15.000 tentara, meskipun seluruh divisi tidak selalu dikerahkan secara bersamaan.
“Apa pun batas utara yang mereka pilih, mereka benar-benar ingin menghancurkan infrastruktur Hezbollah atau potensi kehadiran di dalam batas itu,” katanya.
“Saya pikir jumlah pasukan mencerminkan kesulitan tantangan dan tujuan Israel untuk benar-benar membongkar ancaman potensial apa pun yang dapat digunakan Hezbollah di daerah penyangga untuk menembaki Israel utara,” imbuh dia.(gzeromedia)