close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi mudik. Foto dokumentasi.
icon caption
Ilustrasi mudik. Foto dokumentasi.
Peristiwa
Sabtu, 05 April 2025 12:08

Jangan terjebak malinformasi data mudik lebaran

Pergerakan pemudik masih berlangsung, dan data resmi dari instansi terkait perlu waktu untuk direkapitulasi.
swipe

Momen mudik lebaran selalu menjadi perhatian publik, baik dari sisi jumlah pemudik, kelancaran arus transportasi, hingga tren pergerakan masyarakat. Namun, di tengah euforia mudik tahun ini, muncul pemberitaan yang menyebutkan jumlah pemudik “anjlok” dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini sempat memicu perdebatan di media sosial, padahal data yang digunakan masih bersifat sementara dan belum mencerminkan realitas secara keseluruhan.

Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, mengingatkan malinformasi sering terjadi ketika data yang benar disajikan dalam konteks yang keliru. Ia mencontohkan angka sementara pemudik dapat diinterpretasikan secara salah jika dibandingkan tanpa mempertimbangkan berbagai faktor.

“Pergerakan pemudik masih berlangsung, dan data resmi dari instansi terkait perlu waktu untuk direkapitulasi. Menggunakan angka sementara sebagai dasar klaim jumlah pemudik ‘anjlok’ bisa menjadi malinformasi yang menyesatkan,” ujar Noudhy, dikutip Sabtu (6/4).

Lebih lanjut, ia menegaskan berbagai faktor dapat memengaruhi pola mudik tahun ini, seperti perubahan preferensi moda transportasi, pergeseran waktu keberangkatan, serta peningkatan aktivitas perjalanan sebelum periode puncak mudik. Selain itu, tren kerja fleksibel dan kebijakan cuti yang lebih longgar memungkinkan banyak orang melakukan perjalanan lebih awal, sehingga distribusi pemudik tidak lagi terkonsentrasi dalam satu rentang waktu tertentu.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan dan instansi terkait terus memantau pergerakan masyarakat secara real-time. Dengan adanya teknologi pemantauan arus mudik yang lebih canggih, perhitungan jumlah pemudik dapat dilakukan dengan lebih akurat, sehingga kesimpulan yang terburu-buru dapat dihindari.

Noudhy berharap masyarakat semakin bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama yang berkaitan dengan data statistik. “Di era digital ini, informasi sangat cepat menyebar. Oleh karena itu, penting untuk merujuk pada sumber resmi dan tidak terburu-buru menyimpulkan sesuatu tanpa melihat gambaran utuh,” tutupnya.

Dengan sikap kritis terhadap informasi dan pemanfaatan sumber tepercaya, diharapkan perayaan lebaran tetap penuh dengan kebahagiaan dan semangat positif, tanpa terpengaruh oleh narasi yang belum terverifikasi.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan