Jerman tidak berencana membuka kembali kedutaannya di Korea Utara selama perang Rusia-Ukraina berlanjut. Seorang pejabat pemerintah Jerman pada hari Selasa mengatakan keputusan itu terkait dengan keterlibatan negara itu dalam konflik tersebut.
"Dalam situasi konflik yang sedang berlangsung dan Korea Utara terlibat di Ukraina, kami tidak melihat kemungkinan untuk membuka kembali kedutaan," kata pejabat Jerman yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Beberapa negara Eropa yang menjalankan misi diplomatik di Korea Utara, seperti Jerman, Inggris, dan Swedia, menarik diri dari negara tertutup itu pada awal tahun 2020 karena pembatasan Covid-19 di Pyongyang.
Jerman dilaporkan telah mempertimbangkan untuk membuka kembali kedutaannya di Korea Utara. Dalam upaya terkait, seorang diplomat Jerman yang bertanggung jawab atas urusan Asia Timur mengunjungi negara itu pada bulan Februari 2024 untuk memeriksa gedung kedutaan dan kondisi kehidupan setempat.
Korea Utara mengerahkan ribuan tentara untuk mendukung Rusia dalam perangnya melawan Ukraina tahun lalu, sementara Jerman secara resmi bergabung dengan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) yang dipimpin AS yang bertugas mengawasi gencatan senjata Perang Korea 1950-53 Agustus lalu.
Korea Utara sejak itu mengecam keras masuknya Jerman ke UNC, menyebutnya sebagai tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
"Selama konflik [di Ukraina] masih berlangsung, kami tidak akan membuka kedutaan," kata pejabat Jerman itu kepada Kantor Berita Yonhap.
Di antara negara-negara Barat, Swedia mengembalikan diplomatnya ke kedutaan besarnya di Korea Utara untuk pertama kalinya pada bulan September tahun lalu. Polandia dan Swiss juga melanjutkan kegiatan diplomatik di Korea Utara.
Menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan, 15 kedutaan asing beroperasi di Korea Utara baru-baru ini, termasuk dari Brasil, Iran, India, Nigeria, dan Nikaragua.(yonhap)