close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Drone Israel. Ilustrasi: AA
icon caption
Drone Israel. Ilustrasi: AA
Peristiwa
Selasa, 26 November 2024 10:43

Bagi Elon Musk jet tempur sudah jadul, sekarang zamannya drone

Musk, orang terkaya di dunia, secara khusus mengkritik F-35
swipe

Elon Musk, yang ditunjuk oleh Presiden terpilih AS Donald Trump untuk memangkas pengeluaran pemerintah federal, telah mengecam jet tempur modern. Menurutnya pesawat nirawak (drone) adalah masa depan pertempuran udara.

"Jet tempur berawak sudah ketinggalan zaman di era pesawat nirawak. Hanya akan membuat pilot terbunuh," kata pimpinan SpaceX dan Tesla dalam sebuah posting pada hari Senin.

Musk, orang terkaya di dunia, secara khusus mengkritik F-35 — jet tempur generasi berikutnya yang diproduksi oleh Lockheed Martin yang berbasis di AS yang mulai beroperasi pada tahun 2015.

"Sementara itu, beberapa orang idiot masih membangun jet tempur berawak seperti F-35," tulisnya, di samping video ratusan pesawat nirawak yang terbang dalam formasi di langit.

F-35, pesawat tempur tercanggih di dunia, memiliki kemampuan siluman dan juga dapat digunakan untuk mengumpulkan intelijen.

Jerman, Polandia, Finlandia, dan Rumania baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk pesawat tersebut.

Era drone yang dapat digunakan kembali

Namun, pengembangannya mengalami kendala, terutama dalam desain program komputernya, dan biaya operasinya yang sangat tinggi sering dikritik oleh para pengkritiknya.

"Desain F-35 rusak pada tingkat persyaratan, karena terlalu banyak hal yang harus dilakukan oleh terlalu banyak orang," kata Musk pada hari Senin, menyebutnya "mahal (dan) rumit, serba bisa, tidak ahli dalam satu pun."

Bagi Mauro Gilli, seorang peneliti di Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich, yang membuat F-35 mahal adalah perangkat lunak dan elektroniknya, bukan pilotnya.

"Ini penting karena drone yang dapat digunakan kembali harus memiliki semua elektronik F-35 yang mencolok," katanya di X.

Ia juga menunjukkan bahwa keberadaan F-35 telah memaksa pesaing AS untuk mengembangkan pesawat mereka sendiri dan radar canggih untuk menyamainya.

"Dengan keberadaan F-35 dan B-1, Rusia dan China dipaksa untuk membuat pilihan strategis yang tidak perlu mereka buat sebelumnya (misalnya alokasi anggaran)," kata Gilli, mengacu pada pesawat pembom berat B-1.

"Bahkan jika Musk benar (dan dia salah), menghapus program akan melonggarkan batasan-batasan ini bagi mereka." (trtworld)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan