close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Inggris kalah di final Euro 2024. Foto: SS YouTube
icon caption
Inggris kalah di final Euro 2024. Foto: SS YouTube
Peristiwa
Senin, 15 Juli 2024 07:03

Kalah dari Spanyol, Inggris kurang apa? Akibat tidak mendengar nasihat Rio Ferdinand

"Yang kurang dari mereka (Inggris) malam ini adalah kualitas".
swipe

Inggris gagal di Euro 2024. Nyanyian 'football's coming home', tinggal nyanyian, tidak pernah jadi kenyataan. Para pakar Inggris, yang juga mantan pemain timnas hanya bisa melihat kebelakang apa yang terjadi sehingga membuat Inggris tidak bisa menghentikan penantian panjang gelar.

Roy Keane menyebut defisit kualitas sebagai alasan kegagalan Inggris meraih trofi Euro 2024, menyusul kekalahan tim dari Spanyol di final yang berlangsung di  Stadion Olimpiade Berlin Senin dini hari WIB (15/7).

Meskipun dikritik karena tidak tampil terbaik sepanjang turnamen sepak bola, skuad asuhan Gareth Southgate berhasil mencapai final, namun mimpin mereka pupus setelah dikalahkan 2-1 oleh Spanyol dengan gol penentu dari Mikel Oyarzabal. 

Setelah kekalahan kedua berturut-turut Inggris di final Euro, Keane, yang menganalisis permainan untuk ITV, tidak berbasa-basi ketika mengevaluasi mengapa The Three Lions gagal melawan tim Luis de la Fuente.

"Tim terbaik menang malam ini dan tim terbaik memenangkan turnamen. Mereka punya perpaduan yang bagus, mereka punya kecepatan, mereka punya pemain muda, mereka punya pengalaman. Mereka punya bakat dan telah bekerja keras. Itu mematikan," ulasnya.

Sebagian pengkritik, menilai Inggris melaju ke final dengan sedikit beruntung karena hanya bertemu tim yang 'kurang jam terbang'. Di babak grup, Inggris berada di grup C bersama Denmark, Slovenia dan Serbia. 

Di babak 16 jumpa dengan Slowakia, setelah itu membekap Swiss, itu pun dengan susah payah. Bermain imbang 1-1 dan menang dalam adu penalti. 

Jika merujuk pada kekuatan top Eropa, baru di partai final lah Inggris mendapat ujian yang sesungguhnya. The Three Lions Menghadapi Spanyol dengan skuad yang atraktif namun juga di tangguh di satu sisi.

"Yang kurang dari mereka (Inggris) malam ini adalah kualitas. Mereka mungkin kekurangan kualitas sepanjang turnamen, mungkin perjuangan dan hasrat, pilihan dari bangku cadangan yang membawa mereka ke final. Namun ketika Anda menontonnya, dan sekali lagi saya selalu mengatakan olahraga level atas itu brutal, memang benar," kata Roy Keane.

"Kami (sebagai mantan pemain sepak bola) telah kalah dalam pertandingan besar. Terkadang lawan lebih baik dari Anda. Spanyol sangat bagus. Sekali lagi, dalam olahraga, Anda harus mundur dan bersikap rendah hati. Senang rasanya bisa menang, tapi juga katakan, 'Dengar, kami dikalahkan oleh tim yang lebih baik', minumlah obat Anda dan berkumpul kembali dan maju lagi."

Spanyol memimpin pada menit ke-47 sebelum Cole Palmer menyamakan kedudukan bagi Inggris untuk memberi mereka harapan menjelang menit-menit terakhir pertandingan. Namun mantan bek Inggris Gary Neville memberi apresiasi atas serangkaian penyelamatan bagus dari kiper Jordan Pickford.

"Mereka punya banyak peluang. Mereka seharusnya bisa memenangkan pertandingan; kami bangkit namun mereka bisa saja unggul 2-0 sebelum itu. Saya harus mengatakan, tidak mengontrol pertandingan terbesar adalah sebuah masalah bagi tim-tim Inggris di banyak turnamen. Harus bermain dari belakang bola dan menggerakkan seluruh tim ke atas lapangan sangatlah sulit," kata Neville.

“Anda bisa memenangkan pertandingan dengan melakukan hal itu, Anda bisa memenangkan dua atau tiga pertandingan, tapi pada akhirnya Anda akan menghadapi tim yang memiliki kualitas terlalu tinggi dan itulah yang kami temukan di sini malam ini,” ujarnya.

Gareth Southgate usai pertandingan tidak bisa menutupi situasi di atas lapangan. Ia mengakui Spanyol adalah tim terbaik.

"Saya pikir mereka adalah tim terbaik di turnamen ini. Kami tidak menguasai bola dengan cukup baik, namun kami bermain ketat hingga 10 menit terakhir."

“Kami memiliki sedikit momentum pada saat itu [gol Palmer]. Peluang besar di akhir pertandingan juga untuk menyamakan kedudukan, tetapi selama 90 menit kami tidak berbuat cukup banyak."

"Saya hanya berpikir saat melawan Spanyol, mereka menekan dengan baik dan Anda harus menjaga bola. Secara defensif kami baik-baik saja, hanya perlu mempertahankan bola sedikit lebih baik. Itu juga membuat kaki Anda lebih lelah," ulas Southgate. 

Dengan kegagalan di final, media di Inggris sibuk untuk melihat ke belakang. Mengorek-ngorek lagi apa yang seharusnya di lakukan atau apa yang seharusnya tidak dilakukan untuk mengatasi Spanyol. 

Liverpool.com bahkan mengungkit pernyataan Rio Ferdinand menjelang final bahwa Inggris harusnya fokus untuk mengantisipasi Lamine Yamal. Dan menurut media itu, hal tersebut diabaikan South Gate. 

Sebelumnya, Ferdinand menyarankan The Three Lions harus fokus pada pemain Barcelona, ​​17 tahun itu. Dia mencetak gol luar biasa dalam kemenangan 2-1 atas Prancis di semifinal dan telah memberikan beberapa assist sepanjang turnamen sepak bola.

Yamal secara konsisten menunjukkan bakat luar biasa selama Euro, sering memotong ke dalam dari sayap kanan ke kaki kirinya yang mengesankan. Selain Nico Williams yang mendatangkan malapetaka di sayap kiri, pasangan ini termasuk di antara pemain yang menonjol di Euro.

Dalam diskusi pra-pertandingan di BBC, Gary Lineker dengan bercanda bertanya kepada Ferdinand: "Bagaimana cara Inggris menghentikannya selain mengurungnya?"

Ferdinand menjawab: "Bagaimana Anda menghentikan pemain berusia 17 tahun di final Euro? Sungguh gila bahwa kita duduk di sini membicarakan hal itu, tetapi Anda harus memastikan bahwa Anda dekat dengannya.

"Kadang-kadang kita memerlukan kedua kaki, tapi turunkan dia ke sisi yang lebih lemah, kaki kanannya. Jangan biarkan dia kembali menggunakan kaki kirinya yang berbahaya. Buat dia menghadapi gawangnya sendiri, lawan dia dan jadilah agresif. Dia adalah anak muda yang belum mencapai tahap tersebut secara fisik. Jangan beri dia ruang dan waktu untuk berlari ke arah Anda. Buat dia bekerja dan memikirkan sisi lain. Atau hancurkan dia! "

Micah Richards yang terkejut menjawab: "Agak berlebihan, bukan Rio?" Lineker kemudian menambahkan sedikit berkelakar: "Itu kekejaman terhadap anak!"

Namun Inggris gagal mendengarkan Ferdinand. Yamal benar-benar jadi mimpi buruk. Ia memberikan umpan kepada Williams untuk gol pembuka Spanyol. Meski Cole Palmer menyamakan kedudukan, Mikel Oyarzabel mencetak gol penentu kemenangan untuk merebut trofi bagi Spanyol. Penantian Inggris untuk meraih trofi internasional utama selama 58 tahun harus bertambah. Puasa gelar terus berlanjut bagi Inggris yang katanya 'home of football'.(mirror,liverpool)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan