Kantor Kejaksaan Umum Swedia telah menyita sebuah kapal sebagai bagian dari penyelidikan atas kerusakan kabel komunikasi serat optik bawah laut yang menghubungkan Swedia dan Latvia. Penyelidikan awal telah diluncurkan, dengan dugaan mengarah pada sabotase. Kerusakan pada kabel di Laut Baltik ditemukan pada 26 Januari.
Kantor kejaksaan menyatakan bahwa sejumlah langkah investigasi konkret sedang dilakukan tetapi tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut. Nama kapal yang dimaksud belum dipublikasikan. Penyelidikan melibatkan polisi Swedia, penjaga pantai, dan angkatan bersenjata negara tersebut.
Kabel yang rusak, milik Pusat Radio dan Televisi Negara Latvia (LVRTC), terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Swedia. LVRTC menggambarkan kerusakan tersebut sebagai signifikan, dengan alasan untuk mencurigai adanya campur tangan eksternal.
Sebuah kapal patroli Angkatan Laut Latvia memeriksa kapal Michalis San, yang sedang dalam perjalanan ke Rusia dan telah terdeteksi di dekat kabel yang putus. Tidak ada temuan mencurigakan yang dilaporkan di atas kapal.
Insiden kemarin terjadi setelah serangkaian gangguan kabel yang mencurigakan pada bulan November dan Desember, yang mengakibatkan kerusakan pada jalur listrik dan komunikasi bawah laut di Laut Baltik. Pihak berwenang di negara-negara yang terkena dampak menduga adanya sabotase, yang mungkin terkait dengan Rusia.
Pada bulan Desember, pihak berwenang Finlandia menahan kapal tanker Eagle S, yang diduga sebagai bagian dari "armada bayangan" Rusia, sekumpulan kapal yang tidak terawat dengan baik yang membantu Moskow memperdagangkan minyak dengan harga di atas batas harga yang ditetapkan Barat sebesar US$60. Kapal tanker tersebut dituduh merusak empat kabel telekomunikasi — bersama dengan kabel listrik Estlink 2 yang menghubungkan Finlandia dan Estonia — dengan menyeret jangkarnya di sepanjang dasar laut. Jurnal maritim Inggris Lloyd's List, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang terlibat langsung dengan kapal tersebut, kemudian melaporkan bahwa Eagle S dilengkapi dengan peralatan mata-mata yang mampu memantau kapal dan pesawat NATO.
Pada bulan Januari, NATO mengumumkan peluncuran misi Baltic Sentry untuk menjaga infrastruktur penting di Laut Baltik. Operasi tersebut akan melibatkan patroli oleh fregat, pesawat patroli maritim, dan pesawat nirawak angkatan laut.(insider)