Seorang kapten pesawat Lufthansa menolak mendarat di Israel pada hari Kamis di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Lebanon Hizbullah.
Penerbangan itu dijadwalkan mendarat di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv dari Munich, Jerman, tetapi kapten menolak, dengan alasan bahwa krunya tidak siap untuk terbang ke Israel, kata penyiar publik Israel KAN.
Sebaliknya, pesawat itu mendarat di Bandara Larnaca di Administrasi Siprus Yunani.
Maskapai awalnya memberi tahu penumpang bahwa pesawat itu akan mendarat di Administrasi Siprus Yunani karena "alasan teknis" dan kemudian akan diputuskan apakah penerbangan akan dilanjutkan ke Tel Aviv.
Belum ada komentar dari Lufthansa mengenai laporan tersebut.
Menurut KAN, beberapa maskapai penerbangan internasional membatalkan penerbangan mereka ke Israel di tengah meningkatnya eskalasi di sepanjang perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Pimpinan politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh dalam serangan udara pada hari Rabu di ibu kota Iran, Teheran. Sementara Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah tanggung jawabnya.
Pembunuhan itu terjadi satu hari setelah komandan Hizbullah Fouad Shukr tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut.
Kekhawatiran meningkat tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak.(aa)
Eskalasi itu terjadi dengan latar belakang serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 39.500 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan Hamas.