close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi seorang balita./Foto Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi seorang balita./Foto Pixabay.com
Peristiwa
Sabtu, 08 Februari 2025 15:04

Kasus memilukan, balita 2 tahun tewas oleh orang tua yang mencekokinya soju dan saus buldak

Anak tersebut juga sering ditendang dan dipukul, yang menyebabkan banyak memar dan patah tulang tengkorak, menurut jaksa penuntut.
swipe

Sebuah sidang pengadilan (6/2) terkait kasus kematian seorang anak dua tahun pada 2024 di Singapura mengungkap fakta yang mencengangkan. Dalam kasus kekerasan oleh orangtua itu, pengadilan menyebut balita tersebut meninggal setelah dicekoki saus buldak yang sangat pedas dan soju.

Jaksa penuntut membuat tuduhan tersebut selama sidang pertama di Pengadilan Distrik Daejeon dalam persidangan orang tua anak yang meninggal tersebut, yang menghadapi tuduhan penganiayaan anak yang mengakibatkan kematian, penganiayaan berulang, dan kelalaian. 

Sang ayah, yang berusia 30-an, telah ditangkap, sementara sang ibu, yang juga berusia 30-an, telah terhindar dari penahanan fisik.

Jaksa penuntut menuduh bahwa orang tua tersebut berhenti menggunakan selang makanan untuk anak tersebut, yang lahir prematur dan membutuhkannya setelah keluar dari rumah sakit, setelah dirawat cukup lama. Sebaliknya, mereka mencekok paksa makanan bayinya.

Menurut jaksa penuntut, anak tersebut juga sering ditendang dan dipukul, yang menyebabkan banyak memar dan patah tulang tengkorak.

Pada tanggal 15 Desember, sehari sebelum bayi tersebut ditemukan meninggal, kedua orang tuanya diduga memberi sang bayi saus buldak, yang terkenal karena rasa pedasnya yang kuat. Mereka bahkan menyuapi bayi tersebut dengan soju, minuman beralkohol Korea yang kuat, sebagai obat, setelah menyadari bahwa sang bayi tidak sehat.

Kedua orang tua tersebut menghubungi layanan darurat keesokan harinya, melaporkan bahwa bayi mereka tidak bernapas. Staf medis menemukan bahwa korban berusia 25 bulan, yang telah meninggal, memiliki berat 6,9 kg, yang menunjukkan kekurangan gizi yang ekstrem.

“Kedua orang tua tersebut tidak segera melaporkan kematian tersebut karena takut tindakan kasar mereka akan terbongkar,” kata jaksa penuntut. “Mereka meminta bantuan hanya setelah menyadari bahwa mereka tidak dapat menangani situasi tersebut sendiri.”

Kedua orang tua tersebut memiliki tiga anak lainnya – yang, dalam tindakan darurat, dibawa dan ditempatkan dalam perawatan kakek-nenek mereka. Para penyelidik tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada anak-anak lainnya.(thestraitstimes)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan