close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Keamanan Paris
icon caption
Keamanan Paris
Peristiwa
Rabu, 24 Juli 2024 09:03

Kecurigaan tinggi Prancis terhadap Rusia jelang Olimpiade Paris 2024

Olimpiade Paris 2024 akan diadakan dari 26 Juli hingga 11 Agustus 2024 di Paris, Prancis.
swipe

Olimpiade Paris 2024 berlangsung di tengah situasi global yang panas diwarnai perang di Ukraina dan genosida Israel terhadap warga Palestina. Situasi ini membuat pihak keamanan Prancis harus bekerja ekstra keras memasang mata mengawasi potensi ancamanan keamanan di ajang akbar olah raga dunia ini. 

Olimpiade Paris 2024 akan diadakan dari 26 Juli hingga 11 Agustus 2024 di Paris, Prancis. Ada 32 cabang olahraga yang dipertandingkan, dengan total 329 acara. Diperkirakan lebih dari 10.500 atlet dari seluruh dunia akan berpartisipasi dalam Olimpiade ini.

Menjelang dimulainya pesta olahraga dunia itu, seorang warga negara Rusia berusia 40 tahun ditangkap oleh polisi Prancis pada hari Selasa. Ia dicurigai merencanakan tindakan destabilisasi selama Olimpiade Paris, yang dimulai hari Jumat.

Surat kabar Perancis Le Parisien melaporkan, pria tersebut, yang namanya tidak diungkapkan, ditangkap pada hari Minggu dan didakwa pada Selasa malam dengan tuduhan “intelijen dengan kekuatan asing dengan maksud untuk memprovokasi permusuhan di Perancis". Dia ditempatkan dalam tahanan praperadilan. Jika terbukti bersalah, dia dilaporkan menghadapi hukuman hingga 30 tahun penjara.

Media itu juga melaporkan, mengutip pernyataan sumber yang dekat dengan penyelidikan bahwa penggeledahan di rumah pria tersebut oleh agen Direktorat Jenderal Keamanan Dalam Negeri, FBI versi Prancis, menemukan "elemen yang menunjukkan bahwa dia sedang mempersiapkan operasi pro-Rusia untuk mengacaukan Prancis selama Olimpiade,".

Sumber lain mengatakan kepada Le Parisien tentang "proyek berskala besar", yang konsekuensinya bisa saja "serius". Hanya sedikit rincian yang diberikan kecuali bahwa kasus tersebut tidak bersifat teroris, dan bahwa jaksa anti-teroris tidak mengikuti kasus tersebut.

Karena Olimpiade, Prancis telah melakukan lebih dari satu juta pemeriksaan terhadap sukarelawan, pekerja, dan orang lain yang terlibat, Le Parisien melaporkan. Pemeriksaan latar belakang menyebabkan 5.000 orang dikecualikan, termasuk 1.000 orang yang diduga campur tangan asing.

“Kita bisa membicarakan spionase,” kata Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin, yang khususnya menargetkan Rusia, Le Parisien melaporkan. “Kami di sini untuk memastikan bahwa olahraga tidak digunakan untuk spionase, serangan siber, atau untuk mengkritik dan terkadang bahkan berbohong tentang Prancis dan Perancis.”

Prancis mencurigai Rusia berada di balik kampanye destabilisasi selama beberapa bulan, The Moscow Times melaporkan, mengutip Agence France-Presse. Kecurigaan itu termasuk pada kasus adanya peti mati tiruan berlabel "tentara Prancis di Ukraina" yang ditinggalkan di Menara Eiffel pada bulan Juni. Kasus lainnya, yakni adanya tanda tangan merah pada peringatan utama Holocaust di Paris di bulan Mei.

Pada bulan Oktober, segera setelah serangan teroris Hamas yang didukung Iran di Israel selatan, bintang Daud dipasang di gedung-gedung di wilayah Paris, dan dua warga Moldova yang dicurigai bekerja untuk dinas keamanan FSB Rusia kemudian ditangkap, menurut The Moscow Times.(newsmax)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan