close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi kejahatan siber./Foto NoName_13/Pixabay.com
icon caption
Ilustrasi kejahatan siber./Foto NoName_13/Pixabay.com
Peristiwa
Sabtu, 12 April 2025 10:15

Jumlah korban kejahatan seks digital di Korea Selatan mencengangkan

Jumlah kasus yang melibatkan penyalahgunaan media sintetis — termasuk pornografi deepfake — melonjak drastis.
swipe

Lebih dari 10.000 orang di Korea Selatan mencari bantuan pemerintah untuk menangani kejahatan seks digital pada tahun 2023. Fenomena ini menandai jumlah kasus tertinggi sejak pembentukan Pusat Dukungan Korban Kejahatan Seks Digital pada tahun 2018.

Sebagian besar korban berusia remaja dan 20-an, dengan lonjakan tajam dalam penyalahgunaan kecerdasan buatan untuk membuat deepfake yang mendorong peningkatan tersebut.

Menurut laporan kejahatan seks digital dari Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga, total 10.305 orang menerima dukungan pada tahun 2023 — naik 14,7 persen dari tahun sebelumnya — di sektor konseling, bantuan penghapusan konten, dan rujukan untuk bantuan hukum, medis, dan investigasi. Materi ilegal yang dihapus juga melampaui 300.000 untuk pertama kalinya, naik 22,3 persen dari tahun ke tahun.

Remaja menyumbang 27,9 persen korban, naik dari 17,8 persen pada tahun 2022, sementara korban berusia 20-an mencapai 50,2 persen, naik tajam dari 18,2 persen.

Pihak berwenang meyakini jumlah korban remaja sebenarnya mungkin lebih tinggi karena kurangnya pelaporan. "Remaja sangat rentan karena mereka sering menggunakan media sosial dan platform digital," kata seorang pejabat kementerian.

Jumlah kasus yang melibatkan penyalahgunaan media sintetis — termasuk pornografi deepfake — melonjak drastis. Pada tahun 2023, 1.384 kasus semacam itu dilaporkan, naik 227,2 persen dari 423 pada tahun sebelumnya. Sebanyak 92,6 persen korban deepfake berusia di bawah 30 tahun. Laporan tentang perekaman ilegal juga meningkat dari 2.927 menjadi 4.182 kasus selama periode yang sama.

Kementerian tersebut menyatakan kekhawatiran atas semakin mudahnya mengakses alat AI yang dapat membuat konten sintetis eksplisit, termasuk deepfake yang menargetkan anak di bawah umur. Para pejabat memperingatkan bahwa seiring sistem AI menjadi lebih personal melalui akumulasi data, skala dan kecanggihan kejahatan seks digital kemungkinan akan meningkat.

Sebagai tanggapan, pemerintah berencana untuk meninjau kasus-kasus terkini dan bekerja sama dengan operator platform untuk menerapkan tindakan yang lebih kuat guna memerangi kejahatan seks digital dan melindungi pengguna yang rentan.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan