Polisi menangkap lebih dari 200 demonstran pro-Palestina yang melakukan aksi duduk di luar Bursa Efek New York pada hari Senin (15/10). Mereka berunjuk rasa menuntut diakhirinya dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza.
Para pengunjuk rasa, banyak dari mereka dari kelompok aktivis seperti Jewish Voice for Peace, meneriakkan "biarkan Gaza hidup" dan "hentikan pendanaan genosida" di depan gedung ikonik bursa tersebut di dekat Wall Street, di Manhattan bagian bawah.
Tak ada satu pun pengunjuk rasa yang masuk ke dalam bursa saham, tetapi puluhan orang melintasi pagar keamanan polisi yang didirikan di luar gedung utama di Broad Street.
Seorang juru bicara polisi mengatakan 206 orang ditangkap, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. Kelompok-kelompok Yahudi yang terlibat dalam protes tersebut mengatakan sekitar 500 demonstran hadir. Bursa saham tidak segera memberikan komentar.
Para demonstran melampiaskan kemarahan mereka kepada kontraktor pertahanan dan produsen senjata Amerika. Yang lainnya meneriakkan slogan-slogan menentang serangan Israel di Lebanon, tempat Israel mengatakan bahwa mereka melancarkan perang terhadap militan Hizbullah yang didukung Iran.
"(Ratusan) orang Yahudi dan kawan-kawan menutup Bursa Saham New York untuk menuntut AS agar berhenti mempersenjatai Israel dan mengambil keuntungan dari genosida," kata Jewish Voice for Peace di X. Israel membantah tuduhan genosida di Pengadilan Dunia, dan mengatakan bahwa operasi militernya di Gaza menargetkan militan Hamas.
Ada juga sejumlah kecil demonstran pro-Israel di lokasi tersebut, yang membawa bendera Israel.
Demonstrasi tersebut merupakan ekspresi kemarahan terbaru terhadap dukungan Amerika atas serangan Israel di Gaza, yang dilancarkannya setelah Hamas menewaskan 1.200 orang di Israel dan menyandera 250 orang lainnya dalam serangan 7 Oktober 2023, menurut penghitungan Israel.
Serangan militer Israel berikutnya terhadap Gaza yang diblokade telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina dan membuat hampir seluruh penduduk mengungsi, menurut pejabat kesehatan Gaza.(indiatoday)