Eks caleg PDI-Perjuangan Harun Masiku hingga kini belum juga tertangkap. Padahal, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memasukkan Masiku dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 29 Januari 2020. Artinya, Masiku sudah lebih dari empat tahun jadi buronan KPK dan polisi.
Sekitar dua pekan lalu, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata sesumbar penyidik KPK sudah mendeteksi keberadaan Masiku. KPK juga sudah berulang kali menggali keterangan dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto.
"Mudah-mudahan saja dalam satu minggu ini (Masiku) tertangkap. Mudah-mudahan, ya," ujar Alex kepada juru warta di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024)
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman meyakini KPK hingga kini masih tidak tahu di mana Harun Masiku bersembunyi. Menurut dia, Alex dan kawan-kawan hanya mengumbar klaim tak berdasar di depan publik.
"Pimpinan KPK masih kekanakan. Jadi, bikin hoaks dan tidak merasa salah,” ujar Boyamin kepada Alinea.id, Jumat (21/6).
Boyamin berpendapat KPK sudah kehilangan kepercayaan dari publik sejak kasus pemerasan yang dilakukan eks Ketua KPK Firli Bahuri terhadap eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mencuat. Menurut dia, pimpinan KPK yang tersisa saat ini sebaiknya mengundurkan diri.
“Kerja pansel (panitia seleksi) dan pemilihan (pimpinan KPK) dipercepat. Pimpinan KPK yang sekarang mengundurkan diri dan diisi PAW (pergantian antarwaktu),” ucap Boyamin.
Dalam sebuah konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, pada pertengahan November 2023, Firli sempat menyiratkan penyidik KPK mendeteksi Masiku bersembunyi di negara tetangga. Ia mengungkap sudah meneken surat penangkapan terhadap Masiku.
Meski begitu, klaim Firli diragukan para analis dan pegiat antikorupsi. Pasalnya, Firli tengah terjerat kasus pemerasan tehadap SYL. Firli disebut-sebut berniat "mempersembahkan" Masiku ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) supaya kasus pemerasan tersebut tak digarap Bareskrim Polri.
Masiku merupakan tersangka kasus suap terhadap eks komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Wahyu Setiawan. Masiku menebar duit agar bisa ditetapkan sebagai pengganti Nazarudin Kiemas yang lolos ke DPR namun meninggal dunia. Duit suap dari Masiku diduga turut mengalir ke Hasto.
Pada era Pilpres 2024, Jokowi dan PDI-Perjuangan berseberangan. Jokowi meng-endorse pasangan Prabowo-Gibran, sedangkan PDI-Perjuangan mengusung pasangan Ganjar-Mahfud. Hasto berulang kali mengkritik keras Jokowi yang dianggap telah berkhianat terhadap PDI-Perjuangan.
Eks penyidik KPK Yudi Purnomo menilai pernyataan-pernyataan pimpinan KPK terkait keberadaan Harun Masiku terkesan janggal. KPK, menurut dia, seolah malah memberikan pesan bagi Masiku agar lebih waspada di tempat persembunyiannya.
"Pencarian seorang buronan itu hanya bisa dilakukan ketika dia sedang tidak diintai karena kewaspadaannya akan berkurang. Sementara, sekarang kegaduhan terjadi karena adanya upaya penuntasan kasus suap komisioner KPU dan buronnya Harun Masiku," kata Yudi kepada Alinea.id.
Pernyataan Alex dan Firli, menurut Yudi, justru bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mendanai pelarian dan persembunyian Masiku. Strategi baru bakal disusun supaya Masiku tak tertangkap, termasuk di antaranya memindahkan tempat persembunyian. “Karena yang sekarang sudah ketahuan,” imbuh Yudi.
Yudi tidak tahu apa motif Alex mengungkap pernyaataan terkait keberadaan Masiku. Ia pun menantang agar Alex dan pimpinan KPK untuk mempertaruhkan jabatannya jika Masiku tak kunjung ditangkap. “Berani enggak dia sebagai pertanggung jawaban moral mengundurkan diri,” kata Yudi.