Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bereaksi terhadap keputusan pemerintah AS untuk mencabut keringanan sanksi Irak atas impor listrik dari Iran. Kebijakan AS itu dipandang sebagai upaya merampas akses warga tidak bersalah terhadap layanan dasar listrik.
"Sangat menyedihkan bahwa pemerintah AS telah memutuskan untuk menargetkan orang-orang Irak yang tidak bersalah dengan mencoba merampas akses mereka ke layanan dasar seperti listrik, terutama menjelang bulan-bulan panas mendatang tahun ini," tulis diplomat tinggi Iran pada sebuah posting X.
"Kami mendukung rakyat Irak dan tetap teguh pada komitmen kami kepada Pemerintah Irak, yang akan kami ajak bekerja sama untuk menolak tindakan AS yang melanggar hukum," tambah Araghchi.
Pernyataan Araghchi muncul setelah AS mengumumkan telah mencabut keringanan sanksi Iran yang memungkinkan Irak mengimpor listrik dari tetangganya di timur.
Sebagai reaksi, ketua komite keuangan parlemen Irak memperingatkan bahwa setiap langkah oleh Washington untuk membatasi impor listrik dari Iran akan menyebabkan jaringan listrik Irak runtuh.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS James Hewitt mengatakan pada hari Minggu bahwa keputusan untuk membiarkan keringanan Irak berakhir sesuai dengan apa yang disebut Memorandum Presiden Keamanan Nasional 2, yang berupaya menekan ekspor minyak mentah Iran hingga mencapai nol.
Juru bicara tersebut menegaskan bahwa Washington tidak akan mengizinkan Teheran memperoleh keringanan ekonomi atau keuangan apa pun.(mehrenews)