close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Reuters
icon caption
Foto: Reuters
Peristiwa
Selasa, 18 Maret 2025 15:45

India terapkan jam malam setelah kerusuhan terkait makam pemimpin Muslim abad ke-17

Kritikus Modi sering menuduhnya melakukan diskriminasi terhadap umat Muslim.
swipe

Tuntutan kelompok Hindu untuk pemindahan makam penguasa Mughal abad ke-17 memicu bentrokan dengan polisi di Kota Nagpur, India. Dilaporkan sedikitnya 12 polisi terluka dalam insiden ini. Pihak berwenang pun memberlakukan jam malam tanpa batas waktu di beberapa wilayah kota tersebut.

Kekerasan pada 17 Maret di kota India bagian tengah tersebut merusak banyak kendaraan dan melukai beberapa orang, di antaranya sedikitnya 15 personel polisi, salah satunya dalam kondisi serius, kata seorang polisi yang tidak mau disebutkan namanya.

Devendra Fadnavis, kepala menteri negara bagian Maharashtra di bagian barat, tempat kota tersebut berada, mengkritik kekerasan tersebut dalam sebuah pesan video, menyerukan segala upaya untuk menegakkan hukum dan ketertiban.

"Saya telah memberi tahu komisaris polisi untuk mengambil langkah-langkah tegas apa pun yang diperlukan," tambah Fadnavis.

Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa anggota kelompok, Vishva Hindu Parishad (VHP), membakar patung Kaisar Aurangzeb dan makamnya sambil meneriakkan slogan-slogan yang menuntut pemindahannya dari kota Aurangabad di dekatnya.

Petugas polisi mengatakan kepada Reuters bahwa situasi meningkat setelah beberapa anggota kelompok Muslim berbaris di dekat kantor polisi dan melemparkan batu ke arah polisi.

Para penyerang, yang mengenakan topeng untuk menyembunyikan wajah mereka, membawa senjata tajam dan botol, seorang penduduk daerah tersebut mengatakan kepada kantor berita ANI.

VHP membantah tuduhan terlibat dalam kekerasan apa pun. Mereka ingin makam tersebut diganti dengan tugu peringatan bagi para penguasa dari komunitas Maratha setempat, kata sekretaris jenderalnya, Milind Parande, dalam sebuah pesan video.

Nagpur juga merupakan markas besar Rashtriya Swayamsevak Sangh, induk ideologis Partai Bharatiya Janata milik Perdana Menteri Narendra Modi. VHP termasuk dalam kelompok organisasi yang sama.

Kritikus Modi sering menuduhnya melakukan diskriminasi terhadap umat Muslim, dan gagal bertindak terhadap mereka yang menargetkan mereka.

Ia dan pemerintahannya telah membantah tuduhan tersebut.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan