close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bayi kembar yang menjadi korban Badai Helene. Foto: Ist
icon caption
Bayi kembar yang menjadi korban Badai Helene. Foto: Ist
Peristiwa
Jumat, 04 Oktober 2024 15:08

Kisah pilu ibu single parent dan bayi kembarnya saat badai Helene

Beberapa menit kemudian, dia tidak lagi menjawab panggilan telepon keluarganya.
swipe

Obie Williams mendengar tangisan bayi dan ranting pohon yang menghantam jendela saat ia menerima telepon putrinya minggu lalu saat Badai Helene menerjang kota pedesaan Georgia tempat tinggalnya.

Di ujung telepon, Kobe Williams dalam situasi genting. Wanita 27 tahun itu dan bayi laki-laki kembarnya yang baru lahir berlindung di rumah trailer mereka di Thomson, Georgia.

Saat itu Kobe berjanji kepada ayahnya bahwa ia akan mengindahkan nasihatnya untuk berlindung di kamar mandi bersama bayi-bayinya yang berusia satu bulan hingga badai berlalu.

Beberapa menit kemudian, dia tidak lagi menjawab panggilan telepon keluarganya.

Di kemudian hari, salah satu saudara laki-lakinya bergegas memeriksa keadaan Kobe dan anak-anaknya meski harus melewati rintangan pohon tumbang dan kabel listrik yang jatuh. Dan dia hampir tidak sanggup untuk memberi tahu ayahnya apa yang dilihatnya.

Sebuah pohon besar telah menimpa atap. Kobe tidak selamat. Badannya jatuh di atas kedua putranya yang masih bayi, Khyzier dan Khazmir.

Ketiganya ditemukan tewas.

"Saya melihat foto-foto saat mereka lahir dan foto-foto setiap hari sejak itu, tetapi saya belum sempat keluar untuk bertemu mereka," kata Obie Williams kepada The Associated Press beberapa hari setelah badai melanda Georgia timur.

"Sekarang saya tidak akan pernah bisa bertemu cucu-cucu saya. Ini sangat menyedihkan."

Bayi-bayi tersebut, yang lahir pada tanggal 20 Agustus, adalah korban termuda yang diketahui dari badai yang telah merenggut 200 nyawa di Florida, Georgia, Tennessee, Virginia, dan Carolina hingga hari Kamis.

Di antara korban muda lainnya adalah seorang gadis berusia tujuh tahun dan seorang anak laki-laki berusia empat tahun dari sekitar 80 kilometer selatan di Washington County, Georgia.

Di kota kelahiran Williams, Augusta, 48 kilometer di sebelah timur rumah putrinya Kobe di Thomson, kabel listrik membentang di sepanjang trotoar, cabang-cabang pohon menghalangi jalan, dan tiang-tiang listrik retak dan patah. Puing-puing membuatnya terjebak di lingkungan tempat tinggalnya di dekat perbatasan Carolina Selatan selama lebih dari sehari setelah badai menerjang.

Sebelum hari kematiannya, Kobe, yang merupakan ibu single parent yang sedang menyusui bayi yang baru lahir, itu juga sudah memberi tahu keluarganya bahwa tidak mungkin baginya untuk mengungsi dengan bayi-bayi yang masih sangat kecil, kata Williams. 

Banyak dari 14 anak Williams yang lain masih tanpa listrik di rumah mereka di seluruh Georgia. Beberapa telah mencari perlindungan di Atlanta, dan yang lainnya telah melakukan perjalanan ke Kota Augusta untuk menemui ayah mereka dan berduka bersama.(9news)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan