Ribuan orang mengungsi akibat banjir bandang yang menerjang Thailand selatan. Sementara, dilaporkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 25 orang.
Badan penanggulangan bencana negara itu di laman Facebook-nya mengumumkan, banjir yang terjadi sejak 22 November telah berdampak pada lebih dari 660.000 rumah di wilayah selatan kerajaan.
Suwas Bin-Uma, seorang pemilik peternakan ayam di provinsi Songkhla, mengatakan kepada stasiun penyiaran negara Thai PBS bahwa banjir telah menyapu bersih seluruh kawanan ayamnya yang berjumlah lebih dari 10.000 ekor.
"Saya kehilangan sedikitnya tiga juta baht," katanya.
Lebih dari 22.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka akibat banjir di provinsi Pattani, Narathiwat, Songkhla, dan Yala, kata departemen hubungan masyarakat pemerintah Thailand pada hari Senin.
Rekaman di media sosial menunjukkan penduduk di provinsi Songkhla menumpuk karung pasir di depan rumah mereka pada hari Senin dalam upaya untuk membendung luapan air banjir.
Kepala desa di provinsi Yala, Abdullah Abu, mengatakan kepada media lokal bahwa banjir di daerahnya telah mencapai tujuh meter (23 kaki).
Orang-orang menerima satu kali makanan sehari dari tim penyelamat, katanya kepada Channel 7.
Di negara bagian tetangga Malaysia, Kelantan, gambar AFP menunjukkan rumah-rumah dikelilingi oleh tanah yang tergenang dan penduduk menyendok air keluar dari rumah mereka.
Pejabat bencana Malaysia mengatakan pada hari Selasa bahwa lebih dari 94.000 orang belum kembali ke rumah mereka setelah dievakuasi karena banjir, dengan lima orang dilaporkan meninggal.
Hujan monsun lebat melanda Asia Tenggara setiap tahun, tetapi perubahan iklim buatan manusia menyebabkan pola cuaca yang lebih intens yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir yang merusak.
Perubahan iklim menyebabkan topan terbentuk lebih dekat ke pantai, menguat lebih cepat, dan bertahan lebih lama di daratan, menurut sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Juli.
Prakiraan hujan lebih lanjut
Badan cuaca Thailand memperkirakan hujan lebat akan turun di wilayah selatan hingga 5 Desember.
Pada hari Selasa, kabinet Thailand menyetujui pembayaran sebesar 9.000 baht per keluarga untuk membantu mereka yang terkena dampak.
Provinsi-provinsi di wilayah utara Thailand dilanda banjir besar pada awal September saat Topan Yagi menerjang Vietnam, Laos, Thailand, dan Myanmar dari Laut Cina Selatan.
Badai tersebut memicu banjir dan tanah longsor di seluruh wilayah dan menewaskan ratusan orang.
Satu distrik di Thailand melaporkan genangan air terparah dalam 80 tahun terakhir, sementara Program Pangan Dunia PBB mengatakan banjir yang disebabkan oleh Topan Yagi di Myanmar adalah yang terburuk dalam sejarah negara tersebut baru-baru ini. (afp)