Malaysia hanya memberikan kewarganegaraan kepada 103 warga negara China dalam satu dekade terakhir, bertentangan dengan klaim menyesatkan di media sosial bahwa populasi China di negara itu meningkat hingga jutaan. Postingan tersebut muncul setelah seorang ulama Muslim secara tidak berdasar mengklaim ratusan ribu warga negara China memperoleh kewarganegaraan Malaysia.
"Angka kelahiran di antara orang Melayu adalah 64,7 persen sementara di antara orang China adalah 9,7 persen," bunyi postingan TikTok berbahasa Melayu dari 1 November 2024.
"Anehnya ada peningkatan 8 juta dalam jumlah populasi China. Dari mana asal mereka yang begitu banyak?"
Postingan tersebut ditonton lebih dari 37.000 kali. Tangkapan layar unggahan TikTok itu tersebar di Facebook.
Klaim serupa tentang 1,2 juta warga negara Tiongkok yang diduga memperoleh kewarganegaraan Malaysia telah beredar daring sejak 2022.
Klaim itu diperkuat pada November oleh seorang penceramah Muslim yang dilaporkan mengklaim 1,2 juta warga negara Tiongkok diberi kewarganegaraan Malaysia secara massal. Polisi kini tengah menyelidiki ulama tersebut.
Munculnya kembali klaim itu mendorong Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail untuk membantah angka-angka yang menyesatkan itu selama sidang parlemen pada 7 November 2024.
Ia mengatakan hanya 103 orang Tiongkok, bukan 1,2 juta, yang telah diberikan kewarganegaraan Malaysia sejak 2013, sesuai dengan Konstitusi Federal Malaysia sejak 2013.
"Mereka yang diberi kewarganegaraan adalah warga negara Tiongkok yang menikah dengan penduduk setempat," kata menteri itu.
Saifuddin mengatakan angka 1,2 juta itu "tidak benar". Ia menambahkan bahwa 84.817 warga negara Tiongkok saat ini tetap berada di Malaysia dengan izin kunjungan sosial -- mengacu pada visa jangka pendek yang dikeluarkan untuk wisatawan.
Sementara itu, antara 1 Januari 2018 hingga November 2024, Malaysia melihat lebih dari 8,4 juta wisatawan Tiongkok memasuki negara itu -- termasuk 8 juta yang berangkat, katanya.
Sisanya 479.300 termasuk orang-orang yang tinggal di negara itu karena berbagai alasan, termasuk mereka yang memiliki visa jangka panjang, aplikasi paspor khusus atau mereka yang ditahan oleh pihak berwenang.
Populasi saat ini
Malaysia adalah negara multiras dengan 34 juta orang, dengan komposisi etnis Melayu, Tiongkok, India, dan ras lainnya.
Suku Melayu dan masyarakat adat, yang secara kolektif dikenal sebagai Bumiputera, merupakan 70,4 persen dari populasi, sementara Tiongkok mencakup 22,4 persen dan India mewakili 6,5 persen. Ras lainnya mencakup 0,7 persen dari populasi.
Sementara itu, angka kelahiran di kalangan suku Melayu mencapai 67 persen, atau 305.400 jiwa, sementara suku Tionghoa mencapai 9,8 persen, atau 44.800 jiwa. Angka kelahiran di kalangan suku India mencapai 4,4 persen, atau 20.000 jiwa.(afp)