close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi permukiman warga di Greenland. /Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi permukiman warga di Greenland. /Foto Pixabay
Peristiwa
Selasa, 14 Januari 2025 14:48

Mengapa Trump ngebet mencaplok Greenland?

Ini kesekian kali Trump mengungkap hasratnya untuk mengakuisisi Greenland.
swipe

Rumor mengenai rencana Amerika Serikat untuk menguasai Greeenland kembali merebak setelah Donald Trump Jr. berlibur di pulau di kawasan Artik itu, awal Januari lalu. Putra tertua Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump itu berlibur selama sepekan di Greenland. 

Desember lalu, Trump sempat menegaskan keinginannya agar Greenland berada di bawah penguasaan AS. Namun, ia mengaku tak tahu apakah akan menggunakan kekuatan militer dan koersi ekonomi dalam mengakuisisi pulau yang pernah dikuasai Denmark itu. 

"Tidak, saya tidak bisa meyakinkan Anda terkait opsi mana yang akan dipilih. Tetapi, saya bisa mengatakan ini, kita membutuhkan wilayah itu (Greenland) untuk memastikan keamanan ekonomi kita," ujar Trump seperti dikutip dari CNN. 

Saat jadi Presiden AS pada 2019, Trump pernah mengungkap keinginannya untuk membeli Greenland. Namun, wacana itu ditolak mentah-mentah oleh Perdana Menteri Denmark ketika itu, Mette Frederiksen. 

"Greenland tidak untuk dijual. Greenland bukan Denmark. Greenland milik Greenland. Saya sangat berharap rencana itu tidak serius," ujar Frederiksen.

Terletak di Kutub Utara, Greenland merupakan pulau terbesar di dunia. Luasnya melebihi Papua dan Kalimantan. Meski begitu, hanya sekitar 56 ribu orang tinggal di sana. Itu karena mayoritas wilayah Greenland tertutup es abadi. 

Selama kurang lebih 300 tahun, Greenland dikuasai Denmark. Pada 1979, referendum digelar oleh Denmark. Hasilnya, Greenland memutuskan untuk membangun pemerintahan mandiri. Namun, Denmark tetap memegang kendali atas urusan kebijakan luar negeri dan pertahanan.

 

Kenapa Greenland penting bagi AS? 

Meskipun merupakan pulau yang miskin, Greenland kaya akan mineral. Survei yang digelar Komisi Eropa pada 2023 menemukan sebanyak 25 jenis mineral mentah ditemukan di Greenland. Sayangnya, kandungan mineral itu sulit dieksploitasi karena kondisi alam dan larangan ekstraksi. 

Selain kaya sumber daya ekonomi, Greenland juga terletak di lokasi yang strategis bagi AS. Greenland berada di antara Kanada, Denmark, dan Rusia. Secara geografis, Nuuk, ibu kota Greenland juga lebih dekat ke New York ketimbang Copenhagen, ibu kota Denmark. 

Pada 1951, AS mendirikan Pangkalan Udara Pituffik di kawasan barat daya Greenland. Trump berencana memperkuat pangkalan militer AS dengan persenjataan canggih jika Greenland jatuh ke tangan AS. 

Pakar keamanan dari Royal Danish Defence College, Marc Jacobsen mengatakan AS punya kepentingan geopolitik yang kuat untuk menguasai Greenland. Terlebih, China dan Rusia saat ini tengah memperkuat eksistensi militer mereka di kawasan Arctic. 

"Jika Rusia mengirimkan rudal ke AS, jalur paling pendek untuk meluncurkan senjata nuklir ialah melalui Kutub Utara dan Greenland. Itulah kenapa pangkalan militer Pituffik penting dalam pertahanan AS," jelas Jacobsen seperti dikutip dari BBC. 

Donald Trump. Ilustrasi: ABCnews

Bagaimana respons warga Greenland? 

Dalam serangkaian wawancara dengan warga setempat, belum lama ini, Kalaallit Nunaata Radioa (KNR) menemukan persepsi warga terbelah terkait keinginan Trump mengakuisi Greenland. Ada yang ingin tetap bersama dengan Denmark, ada pula yang berpikir Greenland bakal lebih sejahtera jika di bawah naungan AS. 

"Saya melihat ketertarikan Trump terhadap Greenland sangat berbahaya. Populasi kita hanya kurang dari seratus ribu. Saya khawatir bahasa kita hilang dengan cepat," kata Jens Danielsen, salah satu warga Greenland kepada KNR.

Karen Kielsen, warga Greenland yang sehari-hari berprofesi sebagai penyedia jasa bersih-bersih, mengungkap pendapat berbeda. Menurut dia, kehadiran AS di Greenland bisa berdampak positif. 

"Segala sesuatunya semakin mahal di sini. Barang-barang dari Denmark harganya setinggi langit. Jadi, tentu saja AS jauh lebih atraktif," kata Kielsen. 

Apa pendapat Rusia mengenai hasrat Trump untuk menguasai Greenland? 

Juru bicara pemerintahan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan persoalan Greenland merupakan isu hubungan bilateral antara AS, Denmark dan Kanada. Namun demikian, Kremlin akan terus memantau perkembangan klaim teritorial AS tersebut. 

"Zona Arctic merupakan wilayah kepentingan nasional dan strategis kami. Kami hadir di Arctic dan akan terus hadir. Menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut merupakan hal yang terpenting," kata Peskov. 

Peskov mengatakan wacana tersebut belum tentu terealisasi. Di sisi lain, ia mengaku belum ada permintaan komunikasi dari Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin terkait Greenland dan hubungan AS-Rusia.  

"Adalah logis untuk menunggu hingga Trump menjabat. Jika ia ingin melanjutkan kontak tingkat tinggi setelah memangku jabatan, Presiden Putin akan menyambutnya," kata Peskov.
 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan