Menteri Taliban Khalil Haqqani tewas dalam sebuah ledakan di ibu kota Afghanistan, Kabul, Rabu (11/12). Pejabat Taliban mengatakan bahwa peledakan ini merupakan aksi bom bunuh diri.
Haqqani sebelumnya menjabat sebagai penjabat menteri pengungsi dan pemulangan. Sumber Taliban itu mengatakan bahwa ledakan tersebut terjadi di Kementerian Pengungsi itu sendiri.
Sumber tersebut juga memberi tahu bahwa pelaku bom bunuh diri memasuki kementerian tersebut sebagai pengungsi untuk mencari dokumen dan meminta bantuan.
Ketika Khalil tiba di tempat kementerian setelah makan siang dan sedang melewati koridor, penyerang meledakkan bom.
Belum diketahui berapa banyak orang lagi yang tewas dalam ledakan tersebut. ISIS – Provinsi Khorasan (ISKP) diduga berada di balik ledakan tersebut.
Khalil adalah anggota jaringan Haqqani yang kuat. Ia adalah saudara dari pendiri jaringan Haqqani Jalaluddin Haqqani dan paman dari Menteri Dalam Negeri Taliban Siraj Haqqani.
Menurut Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), jaringan Haqqani adalah kelompok yang berafiliasi dengan Taliban yang beroperasi dari Badan Waziristan Utara di Daerah Suku yang Diatur Pemerintah Federal Pakistan.
Dalam laporan tahun 2011, DK PBB mengatakan bahwa Haqqani terlibat dalam kegiatan penggalangan dana atas nama Taliban dan jaringan Haqqani sering bepergian ke luar negeri untuk bertemu dengan para pendukung finansial.
DK PBB juga mengatakan bahwa Haqqani bertindak atas nama Al-Qaeda dan telah dikaitkan dengan operasi militernya.
Kematiannya merupakan pukulan telak bagi Taliban, khususnya bagi kepemimpinan jaringan Haqqani. Baik Taliban maupun jaringan Haqqani ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS, dan meskipun keduanya tumpang tindih dan sama-sama memegang posisi kunci dalam rezim de facto yang saat ini menjalankan Afghanistan, mereka juga terkunci dalam perebutan kekuasaan internal mereka sendiri.
Pemerintah AS telah menawarkan hadiah US$5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Khalil Haqqani.
Kekerasan secara umum telah menurun di Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa pada musim panas 2021, ketika pasukan AS dan sekutu NATO menarik diri dalam penarikan pasukan yang kacau yang masih menjadi subjek pengawasan ketat di Washington.
Namun, cabang ISIS regional tetap aktif di Afghanistan dan secara teratur menargetkan pejabat rezim Taliban, warga sipil, dan warga negara asing. Serangan mereka sebagian besar dilihat sebagai upaya untuk melemahkan kekuasaan Taliban.(wion,cbsnews)