close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi judi online. Foto Freepik.
icon caption
Ilustrasi judi online. Foto Freepik.
Peristiwa
Kamis, 10 Oktober 2024 14:13

MUI sebut perlu pendekatan spiritual untuk berantas judi online

Pendekatan spiritual itu harus menggandeng ulama agar melakukan dakwah kepada masyarakat tentang bahaya judi online.
swipe

Memberantas judi online perlu adanya pendekatan spiritual dan struktur agar masyarakat tidak lagi melakukan budaya haram tersebut.

Ketua MUI KH Khalil Nafis menuturkan, pendekatan spiritual itu harus menggandeng ulama agar melakukan dakwah kepada masyarakat tentang bahaya judi online.

“Tokoh ulama yang menyadarkan dan memberikan pemahaman kemudian bahasa kita dapat hidayah dari Allah, baru orang sadar sendiri,” kata KH. Khalil Nafis kepada wartawan, Rabu (9/10).

Ia menambahkan, sosialisasi tentang bahaya judi online yang disampaikan oleh tokoh ulama maupun tokoh masyarakat, akan mampu menyentuh hati para korban judi online. 

“Kita sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya kerja keras tentang pentingnya sebuah proses untuk bekerja, bahwa kekayaan itu sebuah proses bukan secara tiba-tiba. Sehingga pemerintah, ulama dan masyarakat bersama-sama untuk menyadarkan masyarakat,” katanya.

Selain itu, dari segi struktural pemerintah harus tegas dalam melakukan pemblokiran sejumlah situs judi online yang sangat mudah digunakan masyarakat. 

“Aplikasi yang ada unsur judinya itu harus diblokir, karena orang kalau sudah seneng judi, main bola, tebak-tebakan menteripun bisa jadi judi, apalagi ada sarana onlinenya orang jadi mudah,” ujarnya.

“Jadi, pendekatan pertama pendekatan struktural mengikat kemudian pemerintah bisa memblokir yang ada unsur judi,” sambungnya.

Ia menambahkan, korban untuk judi online tidak bisa menyalahkan pemerintah maupun masyarakat. Namun, harus menjadi pelajaran bersama agar bangsa Indonesia tidak dimasuki budaya laten yang meresahkan. 

“Kita enggak boleh nyalah-nyalahin siapa, jadi judi online itu udah laten mulai dulu orang yang males kerja, kemudian mengambil jalan pintasnya judi. Kedua, orang yang mengkhayal, dengan judi, pasti orang yang tidak bekerja bener jadinya judi. Yang banyak korban orang miskin, sementara orang kaya jadi bandarnya,” tutupnya.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan