close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Donald Trump. Foto: Ist
icon caption
Donald Trump. Foto: Ist
Peristiwa
Jumat, 16 Agustus 2024 08:06

Nasihat Trump kepada Netayahu: Segera menang dari Hamas untuk akhiri pembunuhan di Gaza

Trump juga menegaskan bahwa ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Netanyahu.
swipe

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ngotot untuk terus melancarkan perang di Gaza sampai ia menganggap Hamas telah berhasil ditumpas. Sikap Netanyahu membuat kalangan internasional pesimistis pembantaian warga Gaza tidak akan segera berakhir dalam waktu dekat. 

Mantan presiden AS Donald Trump pun menyuarakan kekhawatirannya langsung kepada Netanyahu. Trump mengaku pada hari Kamis bahwa ia menasihati Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ketika mereka bertemu bulan lalu untuk segera "meraih kemenangan" karena "pembunuhan harus dihentikan" di Gaza.

Calon presiden dari Partai Republik itu ditanya dalam sebuah konferensi pers di New Jersey apakah ia mendorong Netanyahu untuk tidak menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Trump membantah telah melakukan hal itu, dengan menegaskan bahwa Netanyahu "tahu apa yang ia lakukan."

"Saya memang mendorongnya untuk menyelesaikan ini. Anda ingin menyelesaikannya dengan cepat. Raih kemenangan, raih kemenangan Anda, dan selesaikan. Ini harus dihentikan, pembunuhan harus dihentikan," tambah Trump.

Mantan presiden itu telah lama menyerukan Israel untuk segera mengamankan kemenangan atas Hamas, dengan alasan bahwa Israel memiliki masalah hubungan masyarakat yang semakin buruk semakin lama perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober berlangsung. Pernyataan bahwa “pembunuhan harus dihentikan” tampaknya merupakan pernyataan Trump yang paling mendekati kritikan langsungnya terhadap tindakan Israel dalam perang di Gaza.

Trump juga ditanya kapan terakhir kali dia berbicara dengan Netanyahu, setelah laporan oleh situs berita Axios mengklaim pasangan itu berbicara pada hari Rabu tentang kesepakatan penyanderaan yang saat ini sedang dinegosiasikan antara Israel dan Hamas.

Kantor Netanyahu membantah laporan tersebut dan Trump pun melakukan hal yang sama, dengan mengatakan bahwa ia belum berbicara dengan Netanyahu sejak mereka bertemu bulan lalu di resor golf miliknya di Florida.

"Saya kira saya akan berbicara dengannya, tetapi saya belum pernah berbicara sejak saat itu," kata Trump, seraya menambahkan bahwa mereka bertemu selama sekitar dua jam.

Ia menegaskan kembali klaimnya bahwa serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tidak akan terjadi jika ia menjadi presiden.

Trump juga menegaskan bahwa ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Netanyahu. Tetapi, keduanya tampaknya berselisih, setelah Netanyahu memberi selamat kepada Joe Biden karena mengalahkan Trump dalam pemilihan umum 2020. Dilaporkan bahwa Trump mengecam Netanyahu dalam sebuah wawancara telepon karena hal itu.

Bulan lalu, Trump menyerukan agar perang di Gaza segera diakhiri dan para sandera dikembalikan dalam sebuah wawancara dengan Fox. Ia menggemakan seruan agar para sandera segera dibebaskan dalam pertemuannya di Mar-a-Lago dengan Netanyahu.

Pemerintahan Biden sendiri terus memberi sokongan terhadap sistem militer Israel terutama dalam jangka panjang. Yang terbaru, AS telah menyetujui penjualan senjata senilai US$20 miliar ke Israel. Penjualan meliputi sejumlah jet tempur dan rudal udara-ke-udara canggih. Perkembangan ini diumumkan Departemen Luar Negeri AS melalui pada Selasa (13/8).

Kongres AS diberitahu tentang penjualan yang akan datang, yang mencakup lebih dari 50 jet tempur F-15, Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Canggih, atau AMRAAM, amunisi tank 120 mm dan mortir berdaya ledak tinggi serta kendaraan taktis. 

Namun, senjata tersebut tidak diharapkan akan sampai ke Israel dalam waktu dekat. Itu adalah kontrak yang akan memakan waktu bertahun-tahun untuk dipenuhi. Sebagian besar dari apa yang dijual adalah untuk membantu Israel meningkatkan kemampuan militernya dalam jangka panjang, sistem paling awal yang dikirimkan berdasarkan kontrak tidak diperkirakan bisa tersedia sampai jangka waktu 2026.

“Amerika Serikat berkomitmen untuk keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap. Penjualan yang diusulkan ini konsisten dengan tujuan tersebut,” kata Departemen Luar Negeri dalam rilis tentang penjualan tersebut.

Pemerintahan Biden harus menyeimbangkan dukungannya yang berkelanjutan bagi Israel dengan semakin banyaknya seruan dari anggota parlemen dan masyarakat AS untuk mengekang dukungan militer di sana karena tingginya jumlah kematian warga sipil di Gaza. Pemerintah telah mengekang satu pengiriman senjata seberat 2.000 pon di tengah serangan udara Israel yang terus berlanjut di daerah padat penduduk sipil di Gaza.

Kontrak tersebut tidak hanya mencakup penjualan 50 pesawat baru yang akan diproduksi oleh Boeing. Kontrak tersebut juga akan mencakup peralatan pemutakhiran bagi Israel untuk memodifikasi armada dua lusin jet tempur F-15 yang ada dengan mesin dan radar baru, di antara pemutakhiran lainnya. Jet tersebut merupakan bagian terbesar dari penjualan senilai US$20 miliar dengan pengiriman pertama diharapkan pada tahun 2029.(timeofisrael,ap)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan