Pembangunan perumahan swadaya menjadi salah satu bentuk upaya masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang layak. Namun, sering kali perumahan swadaya ini tidak memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang memadai, menjadikannya tidak layak huni.
Meskipun demikian, pembangunan perumahan swadaya yang tidak layak huni tetap memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, terutama di daerah dengan keterbatasan ekonomi.
Dalam kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), fenomena ini mencakup sejumlah tantangan dan peluang, terutama terkait dengan pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas perumahan, dan pengurangan ketimpangan sosial.
Kepala Dinas (Kadis) Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Kutai Tmur (Kutim) Ahmad Iip Makrup menyebut, Pemkab Kutim fokus pada program pembangunan rumah swadaya tidak layak huni yang sifatnya pembangunan bantuan untuk atap, lantai, dan dinding.
"Melalui program ini, Pemkab Kutai Timmur berupaya meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni menjadi layak huni," ucap dia kepada wartawan
Perumahan swadaya sering kali menjadi solusi alternatif bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Meskipun demikian, banyak rumah swadaya yang dibangun dengan keterbatasan sumber daya dan tanpa perencanaan yang matang, sehingga kondisi fisik bangunan dan fasilitasnya kurang memadai.
Untuk pembangunan rumah layak huni, ada lebih dari 500 bantuan pembangunan tersebut dari pemerintah provinsi. Kemudian, pihak kabupaten melanjutkannya dengan sistem knockdown dengan 80 unit di kawasan kumuh dan 110 di kawasan bencana dengan ukuran rumah 36.
“Kita untuk pembangunan kumuh baru menangani jalannya sama bedah-bedah rumah. Cuman mungkin baru di Sangatta sebanyak enam titik pada tahun ini. Untuk tahun ini, kami akan bertahap untuk menjalankan program di kawasan kumuh,” jelasnya.
Rumah yang tidak layak huni dapat berdampak langsung pada kualitas hidup penghuninya, menciptakan lingkungan yang tidak sehat, dan mempengaruhi kesehatan fisik serta mental masyarakat. Itulah sebabnya, rumah yang layak menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Yang pasti setiap tahun kami melakukan pekerjaan untuk pembangunan jalan lingkungan dan dengan sanitasi lingkungan. Tambahannya, mungkin tahun ini kami ada membangun TPU modern, yaitu tempat makan umum di Sangatta Selatan yang luasnya kurang lebih 5 hektare,” katanya.