Pete Hegseth, seorang mantan pembawa acara Fox News dan veteran Garda Nasional Angkatan Darat, telah menjadi pusat berbagai kontroversi, terutama terkait pencalonannya sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump. Pada 24 Januari 2025, Senat AS mengonfirmasi penunjukannya dengan suara imbang yang diputuskan oleh Wakil Presiden JD Vance.
Jagat maya, khususnya di media sosial Negeri Paman Sam riuh dengan penunjukkan Pete Hegseth. Ia menjadi topik hangat sehingga trending di X.
Bisa dipahami ledakan respons negatif mengarah pada Hegseth, karena ia adalah sosok kontroversial, setidaknya jejak digital menujukkan Hegseth muncul dalam sejumlah kasus.
Pada tahun 2017, seorang staf perempuan dari Federasi Perempuan Republik California menuduh Hegseth melakukan pelecehan seksual di sebuah kamar hotel setelah sebuah acara organisasi. Wanita tersebut mengklaim bahwa Hegseth mengambil teleponnya dan menghalangi upayanya untuk pergi, serta melakukan hubungan seksual tanpa persetujuannya. Hegseth membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa hubungan tersebut bersifat konsensual. Kasus ini tidak berlanjut ke pengadilan pidana, namun pada tahun 2020, Hegseth membayar $50.000 kepada wanita tersebut sebagai bagian dari perjanjian non-disclosure.
Hegseth juga menghadapi kritik terkait tato di lengannya yang menampilkan simbol yang dikaitkan dengan kelompok supremasi kulit putih. Meskipun ia membantah afiliasi dengan ideologi semacam itu, tato tersebut menimbulkan pertanyaan tentang pandangannya dan kesesuaian untuk posisi publik.
Kritik terhadap rekam jejak dan kualifikasi
Penunjukan Hegseth sebagai Menteri Pertahanan menuai kritik karena kurangnya pengalaman dalam kebijakan keamanan nasional dan manajemen organisasi besar. Beberapa senator menyatakan keprihatinan atas kualifikasinya, mengingat latar belakangnya yang lebih berfokus pada media dan advokasi daripada peran kepemimpinan militer atau kebijakan pertahanan.
Laporan dari mantan rekan kerja di Fox News menyatakan bahwa Hegseth sering tampil dalam keadaan mabuk atau mengalami hangover saat siaran. Selain itu, ada tuduhan perilaku seksis dan manajemen keuangan yang buruk selama kepemimpinannya di organisasi non-profit. Hegseth telah membantah tuduhan ini dan berjanji untuk tidak mengonsumsi alkohol jika dikonfirmasi sebagai Menteri Pertahanan.
Selama proses konfirmasi, Hegseth menghadapi pertanyaan sulit dari senator mengenai tuduhan pelecehan seksual, penyalahgunaan alkohol, dan kurangnya pengalaman. Meskipun demikian, dengan dukungan dari sekutu Trump, ia berhasil mendapatkan konfirmasi sebagai Menteri Pertahanan. Beberapa senator Republik awalnya ragu, namun akhirnya memberikan dukungan setelah Hegseth memberikan janji dan klarifikasi selama sidang konfirmasi.
Meskipun menghadapi berbagai tuduhan dan kritik, Hegseth kini memimpin Departemen Pertahanan dengan janji untuk membawa "budaya pejuang" dan fokus pada pengurangan kebijakan keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam militer.(guardian,new york magazine, AP)