Polisi Prancis tengah memburu seorang pria yang melemparkan granat ke sebuah bar yang ramai di Grenoble, di wilayah barat daya negara itu. Serangan itu sendiri menyebabkan 15 orang terluka.
Enam orang mengalami luka serius, dengan sedikitnya dua orang dalam kondisi kritis, Menteri Kesehatan Prancis Yannick Neuder mengonfirmasi setelah mengunjungi para korban minggu ini.
Jaksa Francois Touret de Coucy mengatakan kepada wartawan bahwa penyerang memasuki bar tersebut tak lama setelah pukul 8 malam pada hari Rabu. Pelaku melemparkan granat tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu melarikan diri.
Ia mengatakan pria itu mungkin juga membawa senapan serbu, mungkin Kalashnikov, tetapi jika memang demikian, ia tampaknya tidak menembakkannya.
"Dari apa yang dapat kami ketahui, semua kerusakan disebabkan oleh granat yang meledak," kata Touret de Coucy.
"Saya mendengar suara ledakan keras, dan saya berkata dalam hati bahwa itu bukan petasan," kata Agnes Lefebvre-Paquet, yang menyaksikan kejadian tersebut.
"Saya berasumsi itu masalah lingkungan sekitar," katanya.
Tidak jelas apa motif pria itu, tetapi penyidik mengatakan mereka tidak yakin itu adalah serangan teroris.
Penyidik sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan dengan perdagangan narkoba, karena pembunuhan terkait geng semakin sering terjadi di Grenoble dan daerah sekitarnya, menurut kantor berita Prancis Agence France-Presse.
"Saya mengutuk dengan sekeras-kerasnya tindakan kriminal dengan kekerasan luar biasa ini," kata Wali kota Grenoble Eric Piolle menulis di X.
Bar tersebut terletak di lingkungan Desa Olimpiade, yang dibangun saat kota Alpen tersebut menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1968.
Beberapa pertandingan Liga Champions dimainkan pada malam hari saat insiden itu terjadi dan bar tersebut penuh sesak dengan orang.(abcnet)