Populasi warga negara Jepang mencapai 120,3 juta jiwa per Oktober 2024, turun 898.000 jiwa dari tahun sebelumnya, menurut perkiraan pemerintah pada hari Senin, di tengah menuanya masyarakat dan menurunnya angka kelahiran, Kyodo News melaporkan.
Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang mengungkap bahwa total populasi di Jepang, termasuk penduduk asing, juga turun 550.000 jiwa menjadi 123,8 juta jiwa per 1 Oktober tahun lalu, menandai penurunan selama 14 tahun berturut-turut.
Penurunan paling tajam dalam jumlah warga negara Jepang sejak data pembanding tersedia pada tahun 1950 terjadi ketika jumlah orang berusia 14 tahun ke bawah turun 343.000 jiwa menjadi 13,83 juta jiwa, yang merupakan rekor terendah 11,2 persen dari total populasi.
Sebaliknya, Kyodo News melaporkan, populasi mereka yang berusia 65 tahun ke atas meningkat sebanyak 17.000 menjadi 36,24 juta jiwa, mencapai rekor tertinggi sebesar 29,3 persen.
Populasi usia kerja, atau orang-orang berusia antara 15 dan 64 tahun, turun sebanyak 224.000 jiwa menjadi 73,73 juta jiwa, atau 59,6 persen, menurut perkiraan tersebut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, populasi diproyeksikan akan menurun dengan laju 15 persen menjadi 105.123.167 pada tahun 2050.
Di Jepang, harapan hidup saat lahir (tahun) telah meningkat sebesar 2,93 tahun dari 81,5 (81,5 - 81,6) tahun pada tahun 2000 menjadi 84,5 (84,5 - 84,5) tahun pada tahun 2021.
Di Pasifik Barat, harapan hidup saat lahir (tahun) telah meningkat sebesar 5,46 tahun dari 72 (71,6 - 72,4) tahun pada tahun 2000 menjadi 77,4 (76,9 - 78) tahun pada tahun 2021.
Di Jepang, jumlah orang tambahan yang diharapkan menikmati kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik diproyeksikan menjadi 6,5 juta (-1,1 juta - 12,9 juta) pada tahun 2025 dibandingkan dengan 2018, menurut laporan WHO.
Jumlah orang tambahan yang diharapkan terlindungi dari keadaan darurat kesehatan diproyeksikan mencapai 10,2 juta (5,8 juta - 12,8 juta) pada tahun 2025 dibandingkan dengan tahun 2018.(ANI)