close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. /Foto Instagram @realdonaldtrump.
icon caption
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. /Foto Instagram @realdonaldtrump.
Peristiwa
Jumat, 14 Februari 2025 14:00

Reaksi dunia terhadap rencana Trump menguasai Gaza

Mayoritas warga AS juga menolak rencana Trump mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza.
swipe

Para pemimpin dunia bereaksi keras terhadap rencana merelokasi warga Gaza dan Tepi Barat yang diutarakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Jordania dan Mesir--dua negara yang disebut-sebut Trump bakal jadi penampung warga Gaza--menolak keras rencana tersebut. 

Dalam kunjungan ke Wahington DC, AS pada 11 Februari lalu, Raja Jordania Abdullah II mengungkapkan langsung sikap Jordania atas rencana tersebut kepada Trump. Ia menegaskan perdamaian di Timur Tengah hanya bisa tercapai jika solusi dua negara--Palestina dan Israel--direalisasikan.

"Ini adalah posisi semua negara Arab. Membangun Gaza tanpa merelokasi warga Palestina dan mengatasi persoalan kemanusiaan di Gaza harus jadi prioritas bagi semua," kata Abdullah seperti dikutip dari Petra, kantor berita resmi Jordania. 

Setidaknya ada dua juta warga keturunan Palestina yang tinggal di Jordania. Sikap Abdullah didukung mayoritas warga Jordania. Di Amman, aksi protes menolak rencana relokasi warga Palestina di Jalur Gaza digelar selama beberapa hari terakhir. 

Trump sebelumnya menyatakan AS ingin membeli dan memiliki Jalur Gaza. Enklave itu rencananya akan dibangun kawasan wisata mewah. Namun, Trump ingin Gaza dikosongkan selagi direkonstruksi. Jika diperlukan, Trump berniat menerjunkan militer untuk membantu proses rekonstruksi. 

Di Mesir, protes terhadap gagasan Trump merelokasi Gaza digelar di sejumlah kota sejak akhir Januari lalu. Di perbatasan Rafah, ribuan orang berkumpul untuk memprotes kebijakan AS terkait Gaza. Bendera Mesir dan Palestina terlihat berdiri berdampingan. 

Pemerintah Mesir juga tak tinggal diam. Mesir berencana menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Kairo pada 27 Februari ini. Agenda utama KTT itu ialah untuk menyepakati penolakan kolektif dunia Arab terhadap rencana relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat. 

Menteri Luar (Menlu) Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan pemerintahannya sedang menyusun proposal kerja sama untuk merekonstruksi Gaza tanpa relokasi. "Kami berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Abdelatty. 

Mesir dan Jordania jadi target Trump lantaran merupakan dua negara Arab yang rutin menerima bantuan dari AS. Pada 2025, misalnya, pemerintahan Trump berencana mengucurkan bantuan hingga US$1,433 miliar ke Mesir. Sebanyak US$1,3 miliar untuk bantuan militer dan sekitar US$133 juta untuk bantuan ekonomi.

Proposal Trump juga diprotes negara-negara Eropa. Menlu Jerman Annalena Baerbock menegaskan pengusiran 1,8 juta warga Palestina di Gaza bukan saja tidak dapat diterima, tetapi juga melanggar hukum internasional. 

"Ini juga akan melahirkan penderitaan dan kebencian baru. Tidak boleh ada solusi yang disepakati dengan taruhannya ialah nasib bangsa Palestina," kata Baerbock seperti dikutip dari Euro News. 

Inggris, sekutu utama AS di Eropa, juga punya posisi serupa. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan warga Palestina yang mengungsi selama perang antara Israel dan Hamas harus diperbolehkan pulang dan kembali tinggal di rumah mereka. 

"Dan kita harus bersama mereka (warga Palestina) dalam membangun kembali Gaza menuju terealisasinya solusi dua negara," ujar Starmer seperti dikutip dari BBC.

Rombongan pengungsi kembali ke Jalur Gaza dengan berjalan kaki usai Israel-Hamas menyepakati gencatan senjata, awal Februari 2025. /Foto Instagram @unitednations  

Diprotes warga AS

Di dalam negeri, rencana Trump mengusir warga Gaza juga diprotes keras. Hasil jajak pendapat Data for Progress yang dirilis belum lama ini menunjukkan 64% warga AS menolak proposal Trump untuk merelokasi warga Gaza. Dari 1,201, hanya 27% yang mendukung gagasan tersebut. 

Oposisi terhadap gagasan relokasi warga Gaza paling kuat di kalangan konstituen Partai Demokrat. Sebanyak 85% konstituen Demokrat menolak rencana tersebut. Di kalangan konstituen Partai Republik, kelompok pendukung dan penolak cenderung berimbang, yakni 46% berbanding 43%. 

Penolakan juga datang dari kaum Yahudi yang tinggal di AS. Setidaknya  350 rabi atau imam Yahudi plus figur-figur publik keturunan Yahudi mengumumkan protes terhadap rencana Trump merelokasi warga Gaza lewat sebuah iklan di New York Times. 

Para penandatangan iklan protes itu semisal tokoh agama Yahudi, Sharon Brous, Roly Matalon dan Alissa Wise. Aktor Hollywood Joaquin Phoenix, penulis naskah Tony Kushner, dan komedian Ilana Glazer juga tergabung dalam gerakan itu. 

"Trump menyerukan pengusiran semua warga Palestina dari Gaza. Orang-orang Yahudi mengatakan tidak pada tindakan pembersihan etnis," tulis Brous dan kawan-kawan. 


 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan