Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet di penghujung kinerjanya semata-mata untuk transisi antara pemerintahan lama ke pemerintahan baru.
Hal itu disampaikan Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo menanggapi perombakan kabiner Indonesia Maju.
"Kalau saya sih melihat ada beberapa aspek ya. Pertama, reshuffle itu untuk kepentingan transisi. Sinkronisasi masa pemerintahan lama ke pemerintahan baru," kata Karyono Wibowo kepada wartawan, Selasa (20/8).
Ia menambahkan, sebelum melakukan reshuffle kabinet, Jokowi sudah lebih dulu menambahkan kursi di kementerian untuk transisi era pemerintahan Jokowi ke Prabowo.
"Seperti Wamenkeu itu kan dalam rangka sinkronisasi peralihan pemerintahan lama ke pemerintahan baru," katanya.
Menurutnya, adanya perombakan kabinet ini untuk mengakomodir kekuatan pendukung Prabowo-Gibran.
"Kan beberapa masuk ya, misalnya Menteri Hukum dan HAM Supratman, itu dari Gerindra. Itu tujuannya untuk mensinkronisasi pemerintahan lama ke pemerintahan baru," tutupnya.