close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengungsi Rohingya. Foto: usnews,thesun
icon caption
Pengungsi Rohingya. Foto: usnews,thesun
Peristiwa
Jumat, 21 Juni 2024 20:17

Rohingya tak punya tempat mengungsi dari perang di Myanmar Barat

“Jika mereka memaksa kami pergi, kami tidak punya tempat untuk bermigrasi.”
swipe

Puluhan ribu minoritas Muslim Rohingya, yang dikhawatirkan terjebak di tengah pertempuran di Myanmar barat, tidak punya tempat untuk melarikan diri, kata kepala hak asasi manusia PBB pekan ini.

Tentara Arakan, yang memperjuangkan otonomi untuk wilayah Rakhine di Myanmar, mengatakan pada Minggu malam bahwa penduduk kota Maungdaw, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rohingya, harus meninggalkan kota tersebut pada pukul 9 malam menjelang serangan yang direncanakan.

“Saya sangat prihatin dengan situasi di Maungdaw. Tentara Arakan akhir pekan ini memberikan peringatan kepada seluruh penduduk yang tersisa – termasuk sebagian besar penduduk Rohingya – untuk mengungsi,” kata Volker Turk, komisaris tinggi HAM PBB, kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

“Tetapi warga Rohingya tidak punya pilihan. Tidak ada tempat untuk melarikan diri,” katanya.

Rohingya telah menghadapi penganiayaan di Myanmar yang mayoritas penduduknya beragama Buddha selama beberapa dekade. Hampir satu juta dari mereka tinggal di kamp pengungsi di distrik perbatasan Cox's Bazar Bangladesh setelah melarikan diri dari tindakan keras yang dipimpin militer di negara bagian Rakhine di pantai barat pada tahun 2017.

Serangan Tentara Arakan terhadap Maungdaw adalah yang terbaru dari serangan gencar pemberontak selama berbulan-bulan terhadap junta Myanmar, yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada Februari 2021 dan mendapati posisinya semakin melemah di sebagian besar negara tersebut.

Sekitar 70.000 warga Rohingya di Maungdaw terjebak ketika pertempuran semakin dekat, kata Aung Kyaw Moe, wakil menteri HAM di Pemerintah Persatuan Nasional, kepada Reuters pada hari Senin.

 “Kami tidak punya tempat tujuan, tidak ada zona aman, tidak cukup makanan dan kebutuhan dasar,”  kata seorang warga Maungdaw yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

“Jika mereka memaksa kami pergi, kami tidak punya tempat untuk bermigrasi,” keluhnya.

“Kami akan menyerang pos-pos junta yang tersisa," kata  Tentara Arakan (AA) dalam sebuah pernyataan, dikutip The Sun MY.  Dia meminta warga untuk menjauhi posisi militer di Maungdaw demi keselamatan mereka sendiri.

Ribuan warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh pada bulan lalu, mencari keselamatan dari konflik yang meningkat, meskipun negara tetangga tersebut enggan menerima lebih banyak pengungsi.

img
Arpan Rachman
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan