Militer Israel mengatakan rudal yang ditembakkan dari Yaman melintasi wilayah Israel tengah pada hari Minggu "jatuh di wilayah Israel. Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "rudal permukaan-ke-permukaan diidentifikasi melintasi wilayah Israel tengah dari Timur dan jatuh di area terbuka. Tidak ada korban luka yang dilaporkan."
"Rudal itu ditembakkan dari Yaman," tambahnya dalam pernyataan berikutnya yang dikirim sebelum pukul 7:00 pagi (04:00 GMT).
Dikatakan ledakan "yang terdengar dalam beberapa menit terakhir" berasal dari pencegat pertahanan udara.
"Hasil pencegatan sedang ditinjau," kata militer.
Pemberontak Huthi Yaman yang didukung Iran telah melancarkan serangan terhadap Israel dan kepentingan yang dipersepsikannya dalam apa yang mereka katakan sebagai solidaritas dengan Palestina selama perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Pemberontak adalah bagian dari "poros perlawanan", yang juga mencakup kelompok militan yang berpihak pada Teheran di Irak, Suriah, dan Lebanon.
Sejak November, Huthi telah melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak secara berkala terhadap apa yang mereka anggap sebagai jalur pelayaran terkait Israel di Teluk Aden dan Laut Merah, jalur perairan yang vital bagi perdagangan global.
Dan pada bulan Juli, mereka melancarkan serangan pesawat nirawak di Tel Aviv yang menewaskan seorang warga sipil Israel.
Pesawat tempur Israel mengebom pelabuhan Hodeida yang dikuasai Huthi di Yaman sebagai tanggapan, menghancurkan sebagian besar kapasitas penyimpanan bahan bakar fasilitas itu dan menewaskan beberapa orang, menurut para pemberontak.
Seorang pejabat pemberontak bersumpah pada saat itu untuk "menanggapi eskalasi dengan eskalasi".
Sebuah pernyataan Huthi bulan lalu menegaskan "sekali lagi bahwa tanggapan Yaman pasti akan datang".
Permusuhan regional
Sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan, yang memicu perang di Gaza, permusuhan dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran di seluruh Timur Tengah telah berkobar.
Gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon, khususnya, telah saling serang secara rutin lintas perbatasan dengan pasukan Israel yang mengancam akan berubah menjadi perang habis-habisan.
Permusuhan telah menyebabkan ribuan orang di kedua negara mengungsi dari rumah mereka di dekat perbatasan.
Orang nomor dua Hizbullah Naim Qassem memperingatkan dalam pidatonya hari Sabtu bahwa "jika Israel benar-benar melancarkan perang, kami akan menghadapinya — dan akan ada kerugian besar di kedua belah pihak."
"Jika mereka mengira perang semacam itu akan memungkinkan 100.000 orang yang mengungsi untuk kembali ke rumah... kami mengeluarkan peringatan ini: bersiaplah untuk menghadapi ratusan ribu orang yang mengungsi lagi."
Kekerasan lintas batas sejak awal Oktober telah menewaskan 623 orang di Lebanon, sebagian besar pejuang tetapi juga termasuk sedikitnya 142 warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Di pihak Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, pihak berwenang telah mengumumkan kematian sedikitnya 24 tentara dan 26 warga sipil.
Hizbullah mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung sekutunya Hamas di Jalur Gaza.
Perang di Gaza meletus setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober yang mengakibatkan tewasnya 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Militan juga menangkap 251 tawanan selama serangan itu, 97 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 33 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 41.182 orang di Gaza, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
